Share

Bab 40

"Kita batalkan aja, ya pertemuan ini. Aku janji-"

"Cukup, La. Aku nggak ingin mendengar penolakan."

Motor matic yang Hendra kendarai berhenti tepat di depan kafe, tempat biasa Laila bersama teman-temannya dan Doni berkumpul.

Sekujur tubuh Laila mendadak seperti orang meriang saat pertama kali turun dari motor. Panas, dingin tidak menentu. Dia mengusap kening yang basah oleh keringat. Sungguh Laila benci keadaan ini. Tidak pernah menduga aksinya akan ketahuan secepat ini. Namun, kini hanya tinggal penyesalan yang ada. Semua sudah terlanjur, ibarat nasi sudah menjadi bubur.

Dia terus mengikuti Hendra yang lebih dulu berjalan menuju kafe.

Saat pintu dibuka hawa dingin dari dalam kafe menerpa wajah keduanya, tetapi tidak membuat emosi dalam diri Hendra mereda, justru lebih bergejolak.

"Yang mana?" tanya Hendra sembari mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.

Sebelum menunjukkan di mana keberadaan Doni, Laila dibuat tidak percaya, melihat teman-temannya juga ikut berkumpul. Dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status