Share

Awal Perjalanan

Rawai Tingkis duduk termenung di pinggir pusaran, yang masih basah bertabur banyak bunga.

Para warga satu persatu mulai pergi meninggalkan pusaran itu, hingga menyisakan Rawai Tingkis dan juga Selasih, gadis remaja yang setia menemani bocah tersebut.

“Aku kehilangan banyak teman di sepanjang kehidupanku, tapi kematian Guruku merupakan pukulan yang paling menyakitkan …” Rawai Tingkis mulai menangis sedu sedan seperti bayi kecil, “Aku tidak sempat membanggakan Guru-“

“Belum, bukan tidak,” timpal Selasih, lalu meremas dua telapak tangan Rawai Tingkis. “Rawai Tingiis, aku yakin Gurumu tidak ingin melihat kau bersedih seperti ini. Hapuslah air matamu, jangan tangisi kepergiannya, karena itu akan membuat Tabib Rabiah merasa menderita. Biarkan dia beristirahat dengan tenang.”

Rawai Tingkis sejenak terdiam saat mendengar ucapan Selasih. Matanya yang sembab masih menatap tanah kuburan merah itu, dan sekarang hari mulai hujan deras.

“Lihatlah, kau membuat gurumu bersedih!”

“Kau benar,” ucap Raw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
quite l
Pertarungan yang sesungguhnya di mulai
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status