Mendengar ucapan Revan, Jolie mematung di tempat. Dia tak menyangka pria itu bisa bersikap begitu tidak tahu malu!“Dasar menyebalkan!” maki Jolie pada akhirnya seraya gegas masuk ke dalam ruang hotel dan membanting pintunya tertutup. Tidak sedikit pun dia berikan waktu bagi Revan untuk mengatakan hal lain padanya.Namun, ketika sudah di dalam, Jolie bisa mendengar samar tawa renyah Revan sebelum pria itu masuk ke dalam kamar hotelnya sendri. Anehnya, hal tersebut membuat jantung Jolie berdetak semakin keras.‘A-apa ini?’ batin Jolie sembari menyentuh dadanya. Dia merasa bingung. ‘Aku ... tidak mungkin suka lagi dengan Kak Revan, ‘kan?’**Keesokan harinya, setelah penerbangan panjang, Jolie dan Revan pun kembali ke negara asal mereka dengan selamat.“Terima kasih,” ucap Jolie saat Revan menurunkan kopernya dari bagasi mobil.“Ponselmu, jangan tertinggal,” ujar Revan, membuat Jolie terkejut dan langsung ke jok belakang untuk mengambil ponselnya.Memerhatikan interaksi keduanya di teras
“Ahh … tidak ….” Lenguhan kabur dari mulut Jolie ketika dia merasakan sentuhan lembut pada tubuhnya.“Jangan …,” pintanya sembari berusaha mendorong menjauh dada bidang seorang pria yang berada di atasnya.Namun, tenaga pria itu jauh lebih kuat, terutama untuk Jolie yang sedang berada dalam keadaan mabuk. Hari ini, Jolie baru saja kembali dari luar negeri setelah lulus kuliah. Karena ingin merayakan kemerdekaan dari skripsi panjangnya yang melelahkan, Jolie pun pergi atas ajakan teman-temannya untuk bersenang-senang di sebuah bar hotel ternama.Karena permainan truth or dare yang dia mainkan bersama teman-temannya di bar, Jolie yang terus memilih dare berakhir meneguk bergelas-gelas alkohol sampai melebihi batas toleransinya dan kehilangan kesadaran di tengah permainan. Entah apa yang terjadi setelahnya, tapi saat Jolie sedikit sadar, dia sudah berada di sini. Di atas tempat tidur, di bawah kungkungan seorang pria yang wajahnya saja tidak mampu Jolie lihat!Saat merasakan sesuatu mil
Tepat saat dirinya mengajukan pertanyaan itu, ingatan samar soal kejadian semalam datang dan membanjiri pikiran Jolie.Di bar hotel, Jolie ingat dirinya kalah dalam permainan truth or dare dengan teman-temannya. Karena itu, dia pun diwajibkan memilih seorang pria tertampan di tempat tersebut untuk dicium.Berada di bawah kendali alkohol, keberanian Jolie meningkat berkali-kali lipat. Dia pun langsung memandang seisi bar dan berakhir menemukan seorang pria tampan yang duduk sendirian.Jolie tidak yakin percakapan apa yang terjadi, tapi dia ingat jelas bagaimana dirinya sedikit berdebat dengan pria tersebut dan malah berakhir menarik kerah sang pria untuk kemudian menciumnya! Saat Jolie berniat menjauhkan diri, pria tersebut malah melingkarkan tangan di pinggangnya dan berkata, “Jolie, kau yang memulai semua ini ….”Setelah itu, mereka pergi meninggalkan bar, memesan kamar, dan ….AAARGH! Jolie ingin menggila! Bagaimana dia bisa berujung menghabiskan malam pertama bersama teman baik k
*Beberapa saat sebelumnya*Malam itu, kediaman keluarga Jolie terlihat sangat ramai. Dengan panggung berisi band profesional di taman belakang, MC yang menghibur, dan juga hidangan makanan yang dipesan dari restoran hotel bintang lima, pesta ulang tahun Filbert dirayakan secara meriah.“Jolie! Lama nggak ketemu!"“Astaga, kamu makin cantik aja sih!”“Gila! Kerasa makin tua aja nih kita-kita jadinya!”Canda dan tawa dari teman-teman SMA Filbert yang menghadiri pesta malam itu membuat Jolie tersenyum manis. Memang sudah selama itu sejak dirinya bertemu dengan teman satu geng kakaknya tersebut.“Kakak bisa aja. Kalau bicara cantik, Jolie nggak sebanding dengan Kakak dong.”Balasan Jolie membuat teman-teman Filbert tertawa. “Ampun, ternyata bukan makin cantik aja, tapi makin manis juga mulutnya!”“Kalau makin manis gini, biasanya makin banyak yang suka deh! Kamu pasti sudah punya pacar ‘kan, Jol?”“Eh iya, bener tuh! Mana pacarnya? Kok nggak dibawa?”Pertanyaan tersebut tak elak membuat Jo
Kenapa Revan berada di sini!? Bukankah Filbert bilang temannya yang satu ini tidak diundang?!Tidak, bukan hanya itu, bukankah Filbert juga tahunya Revan masih di luar negeri!?Lalu, kenapa sekarang dia ada di sini!?Selagi deretan pertanyaan itu berputar di otak Jolie, terdengar sebuah suara berseru, "Revan! Kenapa tidak mengabari kalau bakal datang? Aku kira kamu masih di luar negeri, Bung!" Filbert buru-buru turun dari panggung dan menghampiri sahabatnya itu.Cepat Jolie menoleh menatap sang kakak. Jadi, benar sang kakak tidak tahu-menahu soal kepulangan Revan!?Jolie kembali menatap ke arah sahabat baik kakaknya tersebut. Jadi, apa tujuan pria ini ada di sini sekarang!?"Kesempatan reuni dengan kalian tentu tidak boleh dilewatkan." Revan membalas rangkulan singkat Filbert, lalu maniknya bergeser untuk menatap Jolie.Jolie tertegun, lalu langsung membuang muka.Reuni? Reuni dengan teman-temannya, dan bukan dengan Jolie, ‘kan? Reuni apa yang kiranya perlu dirayakan di antara mereka b
Pertanyaan itu membuat Jolie mematung selagi teman-teman Filbert bersiul. “Cieee! Langsung mingkem, berarti mau tuh!”“Ditembak kayak gini, siapa yang nggak oleng coba?!” sahut teman-teman perempuan Filbert yang tampak memekik kegirangan sendiri, padahal bukan mereka yang sedang digoda.Selagi teman-teman kakaknya tampak kesenangan dengan drama di depan mata, Jolie sendiri malah menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya.Bukan apa-apa, walau hatinya berdetak kencang untuk pria di hadapannya ini, tapi Jolie sadar diri dan tahu jelas Revan hanya bercanda. Alhasil, kemarahan dan rasa kesal pun timbul di hati Jolie.Dengan dingin, Jolie langsung berkata, “Karena ini pesta ulang tahun Kak Filbert, aku rasa membahas masalah ini tidak terlalu pantas.” Dia menepis tangan Filbert dan berkata ke arah teman-teman SMA lainnya sang kakak, “Aku yakin kakak-kakak punya banyak hal untuk dibicarakan, jadi aku permisi dulu untuk menjamu tamu lain.”Usai mengatakan hal tersebut, tanpa menoleh sedikit
Melihat sang putri mendadak muncul entah dari mana, Papa dan Mama Jolie tampak sangat terkejut. "Jolie?!" Mereka langsung berdiri dan menghadap Jolie dengan wajah canggung.Sementara itu, Jolie mengepalkan tangan dan menatap Filbert. “Apa maksud Kakak dengan pernikahan?” Dia melirik kedua orang tuanya. “Apa yang sebenarnya kalian bicarakan!?”Papa Jolie menarik napas panjang dan menatap gadis itu lurus. “Kami membicarakan pernikahanmu dengan Revan.”“Hah?” Jantung Jolie seperti ingin melompat keluar dari dadanya. Apa orang tuanya sungguh sudah tahu?!“Nenek Revan baru saja meninggal, Jolie.”Jolie menautkan alis. “Apa?” Dia merasa sedikit bingung dan terkejut di waktu yang bersamaan. “Nenek Julia ... meninggal?”Papa Jolie menganggukkan kepala. “Minggu lalu,” jawabnya singkat.Nenek Julia adalah nenek Revan, wanita yang sering mengurus Jolie saat dia masih kecil. Beliau adalah teman dekat kakek dan nenek Jolie, juga alasan hubungan keluarga Jolie dan Revan bisa sedekat itu dulu.“Aku t
Jolie Althea Manara. Revan sudah mengenal gadis itu sejak dia lahir. Jolie adalah adik perempuan sahabatnya, Filbert, pemuda yang menjadi teman baik Revan berkat kedekatan keluarga mereka.Di mata Revan, Jolie adalah bocah kecil periang berseragam SD yang gemar mengikutinya ke mana-mana. Sebagai anak tunggal sekaligus calon pewaris keluarga Ararya, Revan menganggap Jolie sebagai adiknya sendiri. “Aku paling suka dengan Kak Revan! Kak Revan ganteng, baik juga. Nggak seperti Kak Bert, bweeh!” Itu adalah ucapan yang paling sering Revan dengar terlontar dari mulut Jolie setiap kali mereka bertemu.Diam-diam, Revan sangat bangga karena Jolie lebih menyukai dirinya daripada Filbert, kakak Jolie sendiri. Hal itu membuatnya terdorong untuk bahkan bertanya, “Filbert, bagaimana kalau Jolie jadi adikku saja? Kau dan Jolie ‘kan selalu saja bertengkar.” “Tidak boleh!” tolak Filbert mentah-mentah. “Jolie dari lahir adalah adikku! Jadi dia adikku seorang! Enak saja asal mengambil adik orang!” Kem