Share

45. Melarikan Diri

Matanya tak dapat terpejam meski ia begitu kepingin. Sedari tadi Kuja hanya memandang lamat-lamat ke langit-langit kamar. Pikirannya terus berkelana. Padahal dari dulu, di dalam hidupnya, jarang sekali Kuja menampung kesedihan. Semua dibiarkan mengalir tanpa harus ada yang dibendung. Kini, satu per satu kesedihan itu muncul. Tak terkendali. Ia bahkan tak dapat mengantisipasi.

Pintu kamarnya tiba-tiba diketuk dari luar. Lekas-lekas Kuja berpura-pura memejamkan mata. Memiringkan posisi tidurnya.

“Apa kau sudah tidur, Kuja?” Rea melangkah masuk. Ia duduk di atas ranjang. Kedua matanya langsung memindai tubuh anak perempuannya mulai dari kepala sampai ke ujung kaki. Tak ia duga, tubuh Kuja sekarang sudah jauh lebih tinggi dari yang ia perkirakan. Rambut hitam itu lebih lebat dari yang ia ingat dulu. Rea tersadar, anak perempuannya kini telah benar-benar beranjak menjadi wanita dewasa. “Ibu minta maaf, Kuja. Seharusnya dari dulu semua ini kuceritakan kepad

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status