Share

Bab 38

Tidak ada obrolan dalam perjalanan, pun Aisyah tidak lagi mengeluh minta istirahat di rest area. Akhirnya perjalanan terasa lebih cepat sampai dan aku bisa kembali lagi berjumpa dengan kasur karena punggungku rasanya sudah tak karuan.

Saat mobil sudah berhenti di depan rumahku, Mas Rasyid turun lebih dulu untuk membantuku melangkah keluar.

Mas Rasyid berdiri di depan pintu yang terbuka, ia hanya berjaga-jaga di depan pintu untuk mengawasiku yang sedang berusaha turun sendiri. Perut yang sudah buncit ini membuat siapapun yang melihat pasti merasa iba karena kepayahan, kecuali Aisyah. Ucapannya itu terdengar tidak ada rasa iba sedikitpun.

"Sudah besar, seharusnya bisa turun sendiri," sindir Aisyah saat Mas Rasyid membantuku turun dari mobil.

"Jangan khawatir, Mas Rasyid hanya membantuku. Tidak ada sedikitpun dalam hatiku untuk mengambil apa yang sudah kamu rebut." Aku menyindir Aisyah sebelum mengangkat badanku keluar mobil.

Tak menyahuti, Aisyah hanya mencebik.

Aku tak lagi peduli de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Anik Martinik
justru. melihat sakitnya melahirkan akan mendatangkan Penyesalan yg paling dalam.......
goodnovel comment avatar
Emi Susanti
yahh..knp lahiran skrg.. mendingan gak usah tau tuh laki penghianat
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
jgn lemah nita harus kuat di depan oengkhianat itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status