Share

1158. Part 9

"Kalian lebih pantas menjadi badut-badut kota praja!" serunya sambil tertawa keras.

Padang rumput yang tadi sunyi dan nyaman itu, kini mulai diusik oleh keributan. Beberapa bagian tanah di sana pecah dan membentuk lubang yang keluarkan asap. Rumput-rumput berhamburan di udara dan luruh kembali.

Seraya menghindari gempuran itu, Wulung Seta menggeram, "Keparat! Bila keadaan terus menerus seperti ini, justru akan menguras tenagaku dan tenaga Sri Kunting! Ini tak boleh dibiarkan! Aku harus nekat menerobos!"

Berpikir demikian, saat membuang tubuh menghindari pukulan jarak jauh si nenek, pemuda berpakaian abu-abu terbuka di dada ini segera menggerakkan kedua tangannya, melepaskan pukulan 'Gerbang Marakahyangan'!

Namun justru terdengar seruan Wulung Seta sendiri. Karena begitu dikerahkan tenaga dalam pada kedua lengannya, terasa ada satu kekuatan yang luar biasa besar menjalari sekujur tubuhnya, yang menggebrak terlebih dahulu dan menghantam pukulan jarak jauh s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status