Share

34. Dasar anak pungut

Di bangsal rumah yang paling besar di Lembah Hantu, Sakawuni tengah hanyut oleh perasaan malu dan marah. Dia benar-benar kecewa dengan sikap Manggala. Namun rasa cintanya yang menggebu dapat mengalahkan amarah dan rasa malunya. Dalam hati dia bertekad akan memiliki Manggala sepenuhnya.

Kegagahan Manggala membuat Sakawuni mabuk kepayang. Dia tidak peduli lagi dengan kedudukannya sebagai orang kedua di Panji Hantu. Pikirannya selalu tertuju pada pendekar muda yang telah menancapkan panah cinta di hatinya.

"Wuni...."

Sakawuni menoleh setelah mendengar suara panggilan dari belakang. Mandrawata sudah berdiri di balik punggungnya. Sakawuni menjauh dan berbalik.

"Mau apa kau ke sini?" Tanya Sakawuni ketus. Dia tahu kalau Mandrawata selalu berusaha men-dekatinya.

"Aku ingin bicara padamu," sahut Mandrawata memasang senyum yang menawan.

"Tentang apa?"

"Tentang kita."

Sakawuni mengerutkan keningnya. Bagi Sakawuni, senyum Mandrawata seper

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status