Share

72. Cemburu Buta

Aku masih tertegun, hati terasa seperti diremas hingga sulit bernapas. Wajah Faruq bagai pinang dibelah dua dengan anak semata wayangku.

Andaikan saja dia bukanlah monster yang kelainan sex mungkin aku akan mencintainya begitu besar. Mungkin aku tidak akan lari dari pernikahan saat itu. Tak sadar air mataku meleleh, aku harus datang ke Faruq untuk bisa memiki Iqbal. Sementara Muzammil sang pahlawanku pun tidak bisa kumiliki seutuhnya karena ada Hema di dalam hidupnya. Tiba-tiba aku terlelap tak ingat lagi.

Seperti mimpi indah tangan kekar Muzammil membelai rambutku kemudian mencium keningku.

"Yuk kita sholat Tahajjud!" bisiknya di telingaku.

Sontak mataku terbuka lebar, aku terkesiap. Tepat di depan wajahku Muzammil yang tersenyum tampan.

"Pangeran?" panggilku lirih.

"Tumben tidak bisa bangun, kenapa?" tanya Muzammil.

"Aku malam sekali baru tidur, Pangeran," jawabku.

"Kenapa, tidak bisa tidur ya?" tanya Muzammil menggod

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status