Share

75. Berdamai Demi Ketentraman

Aku akhirnya membuang susu itu ke dalam kloset. Dan mengunci kamarku agar Muzammil tidak mendatangiku malam ini. Permaisuri sudah memutuskan kalau Muzammil harus datang ke kamar Hema.

Tok ... tok ... tok! Terdengar pintu kamarku diketuk.

"Zhee?" suara Muzammil memanggil.

"Datanglah ke kamar Putri Hema, Pangeran! Jangan buat masalah semakin rumit, jangan sampai ada kecemburuan di hati Putri Hema!" pesanku.

"Baik, Zhee tapi bukalah pintumu sebentar saja aku ingin memastikan kamu baik-baik saja," desak Muzammil.

Aku tidak mau berdebat lagi, rasanya tidak tega melihat Muzammil berdiri di depan pintu kamar berlama-lama. Aku beranjak bangun dan membuka pintu kamarku. Tiba-tiba tangan kekarnya meraih tubuhku dan membopong keluar kamar menuju ke kamarnya.

"Apa yang kamu lakukan, Pangeran?" tanyaku tidak enak hati karena aku melihat permaisuri dan Putri Hema sedang duduk santai di ruang tengah.

"Aku akan datang ke kamar Putri Hema, tapi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status