Share

90. Pangeran Kecil Erkan Fuat

"Benarkah ini Pangeran?" tanyaku ragu.

"Ini aku, Zhee," jawabnya serak parau.

"Pangeran, aku menunggumu! Aku takut kamu melupakan aku dan pangeran kecil kita," ujarku menangis.

"Zhee, perutku sakit sekali. Aku pernah meminta kepada Allah agar rasa sakit saat melahirkan biarlah aku yang menanggungnya. Saat ini aku benar-benar kesakitan, Zhee. Apakah kamu kesakitan juga? Apakah pangeranku sudah waktunya lahir?" tanya Muzammil menahan tangis karena masih kesakitan.

"Pangeran, kita video call ya?" usulku.

"Iya, Zhee," jawab Muzammil semangat. "Tapi kamu jangan terkejut ya?" pesan Muzammil.

Kini panggilan beralih ke panggilan video dan Hermin memberikan ponselnya kepadaku. Aku menerima panggilan Muzammil. Betapa terkejutnya aku melihat suamiku mengenakan baju kebesaran seorang sultan. Aku terperanjat, terpana seolah aku berhadapan dengan orang asing. Aura yang memancar karena kharismanya serta ketampanannya membuat aku hampir tidak mengenalinya l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status