Share

58. Salah Nama Anak

Suratman memperhatikan postur tubuh Suratmin yang memang lebih besar dan berotot, tangan yang hitam legam dan banyak urat yang keluar menandakan Suratmin bekerja keras sepanjang hari.

Suratman memegang pundak Suratmin, dan terasa keras dan kokoh seperti batu.

Suratman mengenang masa lalu saat dirinya pun di bonceng saat naik sepeda menyelusuri jalanan terjal dan sambil bernyanyi riang.

Kenangan demi kenangan muncul di benak pikirannya, saat Suratmin selalu membantunya dalam keadaan apa pun, tanpa terasa kedua matanya pun mulai berembun.

Suratman masih bisa mencium bau keringat dari Suratmin yang tidak pernah dia lupakan dan masih sama dan mengingatkannya kembali kepada kenangan itu yang membuat Suratmin mendapatkan siksaan dari temannya gara-gara ulah jahil Suratman.

“Man!” Mas Ratman!” panggilnya.

“Sudah sampai ya?”

“Iya tuh, mobilmu sudah nangkring, hayo kamu melamun ya?”

“Pasti ingat waktu aku bonceng naik sepeda, kan?” ledeknya tersenyum.

“Sok tahu kamu!”

“Ya sudah hati-hati di ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status