Share

BAB 08 | MERASA NYAMAN

Sepulang nya Jovanka dari apartemen adik nya, wanita itu langsung membersihkan diri dan turun ke lantai dasar menuju Pantry.

"Nona, anda istirahat saja. anda kan baru saja kembali dari luar pasti lelah." Ujar Bibi Nancy dengan suara lembut.

"It's oke Bibi, aku gak capek kok. tadi juga hanya di apartemen adikku saja." Ujar Jovanka, namun kali ini Bibi Nancy sedikit memaksa agar wanita itu tak ikut mengerjakan pekerjaan mereka.

"Kali ini Bibi tidak mau mengalah Nona, anda harus naik ke atas atau di ruang santai saja bisa menonton drama atau apapun." Seru Bibi Nancy.

Pada akhir nya pun Jovanka mengalah. Wanita itu menghela nafas berat, namun tak ayal mengangguk kan kepala nya juga.

"Yasudah, Aku kedepan saja ya Bibi." Bibi Nancy pun menjawab dengan anggukan kepala nya.

Sementara Jovana terus melangkah hingga kaki nya berhenti di ruang santai. Wanita itu mendudukkan bokong nya di sofa panjang, menyalakan TV dan mencari channel yang menyiarkan drama yang akan ia tonton.

Namun tampak nya gadis itu sedikit bingung, tentu saja bingung selama ini hidup nya ia habis kan hanya untuk bekerja dan bekerja. Jadi mana tau dia tentang perkembangan Film maupun serial apapun.

"Kalau begini lebih baik aku tidur saja." Jovanka merebahkan tubuh di atas sofa panjang tersebut. Lama kelamaan mata indah tadi tampak terpejam dan terlelap menyelami alam mimpi.

******

Sore hari nya, Jonas baru saja memasuki Mansion bersama Zio yang tadi membantu nya. Netra mata nya menatap ke penjuru ruangan mencari istri nya.

Karena seperti biasa, gadis itu selalu menyambut kedatangan nya. Lalu kemana pergi nya gadis itu, bukan kah katanya sudah kembali setelah makan siang.

"Kau mencari siapa Tuan?" Tanya Zio berpura - puta tak tahu, padahal tentu saja ia paham.

"Jovan." Jawab Jonas jujur. Zio menaikkan sebelah alis nya tanpa bisa di lihat oleh Jonas.

"Mungkin ada di Pantry , biar saya lihat." Jonas mengangguk, Zio pun berlalu melangkah menuju pantry.

Tak berselang lama pria itu kembali lagi dengan menggeleng kan kepala nya.

"Dimana dia?" Tanya Jonas dengan alis terangkat.

"Kata Bibi Nancy tadi mau kedepan, tapi kok gak ada ya." Gumam Zio menatap ke sekeliling ruangan yang tampak senyap.

Tanpa membalas ucapan Zio, Jonas menggerakkan kursi roda nya menuju salah satu ruangan yang berada tak jauh dari sana.

Benar saja, begitu ia membuka ruangan netra mata nya di suguhkan pemandangan istri nya yang terlelap disana.

"Anda sedang ada Tuan?" dengan refleks Jonas kembali menutup pintu dan menatap tajam asisten nya itu.

"Kau ini kebiasaan Zio, istri ku sedang tidur di dalam sana." Seru Jonas.

"Astaga maaf Tuan, kan saya sama sekali tak tahu." Ucap Zio dengan wajah sedikit merasa bersalah.

"Sudah kau pulang saja sana, aku disini saja." Zio pun mengangguk paham, setelah berpamitan pria itu memutar badan nya dan pergi dari kediaman itu.

Sementara Jonas kembali membuka pintu tersebut dan masuk kedalam. Kursi roda nya berhenti tepat di depan Jovanka yang tampak terlelap.

Sudut bibir pria itu terangkat kala memperhatikan wajah lucu istri nya. Bibir ranum itu tampak sedikit terbuka dan berpose sangat lucu.

'Menggemaskan.' Batin Jonas menatap gemas istri nya.

Padahal ini bukan pertama kali nya ia menatap wajah lelap gadis itu. Terlebih kini mereka sudah tidur di ranjang yang sama.

Ada apa ini? bukan kah Jovanka berharap bisa pisah kamar namun segan dengan mertua nya. Namun kini kedua paruh baya itu tak ada, kenapa mereka malah tidur satu ranjang.

Hal itu terjadi pertama kali saat Jovanka merasa sedikit tak enak badan. Jadi Jonas meminta gadis itu untuk tidur di sebelah nya, walau sedikit canggung namun Jovanka tetap menyetujui nya.

Hingga pada keesokan hari nya Jonas lah yang mengatakan agar mereka tak perlu tidur terpisah. Terlebih Jonas sudah berjanji tak akan melakukan apapun terhadap gadis itu.

Namun tentu saja Iman Jonas terus terusan di uji, tidur berdua dengan gadis yang sudah sah menjadi istri nya namun tak ia sentuh?

Bukan kah itu terdengar sangat lucu, gadis secantik Jovanka entah sampai kapan ia akan kuat untuk menahan diri.

Walau dirinya tak dapat berjalan, bukan berarti ia tak dapat melakukan apa yang bisa membuat nya puas. Tapi sepertinya untuk sampai ke arah sana masih jauh!

Tangan Jonas terulur ke arah wajah yang mulus itu, Jemari Pria itu meraih helaian rambut Jovanka dan menyingkirkan nya ke arah telinga Gadis itu.

'Cantik.'

Tatapan mata tajam itu beralih pada bibir ranum milik Jovanka yang selalu mengganggu pikiran nya. haruskah ia ambil? Ah rasanya akan sangat berdosa!.

Jonas menjauh kan tangan nya sembari menarik nafas dalam - dalam. Memejamkan kedua mata nya untuk menghilangkan pikiran nya yang tercemar.

"Jovan." Jonas membangunkan istrinya dengan suara lembut dan mengelus lengan istrinya.

"Jovanka, ayo bangun." Seru Jonas lagi, namun pria itu membangunkan istri nya dengan sangat lembut.

Perlahan tubuh istri nya menggeliat pelan dan mengerjabkan kelopak mata nya. Begitu terbuka netra mata Jovanka langsung tertuju pada sosok tampan yang ada di hadapan nya.

"Astaga, aku ketiduran! Maaf Jonas, sekarang kita naik ke atas." Seru Jovanka menegakkan badan nya dan di tahan oleh Jonas.

"Ada apa?"

"Jangan bangun terburu-buru seperti itu, nanti kepala kamu pusing." Ucap Jonas dengan menghela nafas pelan.

Netra mata cantik itu kembali mengerjab, apa ini? kenapa perasaan nya cari berdebar tak karuan mendengar suara lembut dari pria itu.

"Heii." Jonas mengjentikkan jari nya di depan mata Jovanka sehingga membuat gadis itu tersentak, "Kau melamun kan apa?"

"Ah itu, tidak ada. Kita naik ke atas saja, Ayo!" Jovanka kembali menegakkan tubuh nya dan melangkah ke arah belakang kursi roda suami nya.

Ia mendorong kursi roda yang di duduki suami nya keluar dari ruang santai menuju lift yang membawa mereka ke lantai atas.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status