Share

BAB 09 | KECEMASAN ORANG TUA

Sementara di negara yang berbeda, pasangan paruh baya itu sedang bercerita memikirkan keadaan pasangan pengantin baru yang ada disana.

"Bagaimana kehidupan mereka disana Sayang." Ujar wanita paruh baya yang tak lain adalah Delisa.

Wanita itu merasa khawatir meninggalkan putra dan menantu nya hanya berdua saja disana.

"Kau tak perlu khawatir Honey, mereka akan baik - baik saja. Dan putra kita itu tak akan melakukan hal yang buruk terhadap Jovanka." Seru David tersenyum kecil sambil menyesap teh nya.

"Semoga saja Sayang." Ucap Delisa yang juga mengulas senyum tipis ke arah suami nya.

"Fokus pada kesehatan mu saja Honey, ada orang yang aku suruh untuk memantau keadaan di sana. Jadi kau tak perlu merasa khawatir, aku kan sudah berjanji kalau menantu kita akan tetap aman." Ujar David lagi dengan menghela nafas pelan.

Walau pernikahan putra mereka atas dasar perjanjian semata. Namun Delisa benar - benar menyayangi gadis yang menjadi menantu nya itu.

"Aku berharap pernikahan mereka selalu bahagia Sayang sampai akhir." Gumam Delisa yang masih di dengar oleh suami nya.

David mengangkat wajah nya menatap lekat wajah istri nya yang sangat ia cintai itu. David tau kekhawatiran yang di rasakan oleh Istri nya.

"Aku tak ingin perempuan itu kembali dan mengacau pernikahan putra kita Sayang. Sedari awal aku tak menyukai wanita itu." Seru Delisa lagi.

"Aku paham Honey, dan akan aku usahakan kalau wanita itu tak akan kembali setelah dia pergi meninggalkan putra kita saat koma." Ujar David dengan tegas.

Tak akan ia biarkan wanita masa lalu putra nya datang mengganggu dan membuat onar dalam kehidupan rumah tangga putra nya.

Bagi David, siapapun yang sudah pergi tak ada hak apapun jika ingin kembali lagi. Ya, kalau bisa sampai kapan pun jangan pernah menunjukkan wajah nya lagi.

"Ku harap menantu kita itu akan bertahan apapun yang terjadi sayang. Jujur saja, aku tak menginginkan hubungan mereka berakhir walau berawal dari kesepakatan bersama." Ujar Delisa menatap dengan tatapan sendu ke arah suami nya.

Lagi dan lagi David menghela nafas panjang, mana mungkin ia mengharap kan hubungan putra nya yang baru saja dimulai berakhir.

Tidak, bahkan sampai kapan pun ia tak ingin hal itu terjadi. Terlebih wanita yang menjadi menantu itu termasuk menantu idaman para mertua.

******

Beberapa hari berlalu begitu saja dengan rasa bahagia yang di rasakan oleh kedua nya.

Beberapa hari belakangan ini Jonas memang pergi ke kantor yang dulu nya sangat jarang ia datangi karena keadaan nya.

Namun rasa percaya diri itu kembali setelah berbagi cerita dengan istri nya. Jonas merasa sangat nyaman jika membagi cerita hidup nya pada wanita yang menjadi istri nya itu.

Menurut nya Jovanka adalah istri sekaligus sahabat dimana ia bisa mencurahkan dan juga mendapatkan solusi dengan keresahan hati nya.

"Kau tak bosan berada di sini saja?" Jonas bertanya dengan menatap sekilas ke arah sang istri.

"Emm, sebenarnya aku sangat bosan. Aku ingin bekerja, tapi takut nya pekerjaan ku belum selesai saat kau sudah kembali." Ujar Jovanka tersenyum kecut.

Jonas mengangguk anggukkan kepala nya mengerti keresahan istri nya.

"Bagaimana kalau kau bekerja di perusahaan ku saja." Tawar Jonas.

"Kau mau mengejekku ya! aku ini hanya tamatan high school bukan anak kuliahan. Jadi mana bisa bekerja di perusahaan mu yang besar itu." Seru Jovanka dengan bibir mengerucut membuat Jonas gemas melihat nya.

Buru - buru pria itu mengalihkan pandangan ke sembarang arah lalu kembali menatap ke arah istri nya.

"Kau bisa jadi sekretaris ku disana, jadi tugas mu hanya duduk diam dan merawat ku." Ujar Jonas enteng.

"Haiss, lebih baik aku melamar jadi Babysitter di perusahaan mu daripada jadi sekretaris. apa disana kau tak memiliki sekretaris ?" Seru Jovanla menatap malas suami nya.

"Sekretaris ku baru mengajukan cuti hendak melahirkan. Jadi kau bisa menggantikan nya, tenang saja semua pekerjaan mu akan di tangani oleh Zio." Ujar Jonas lagi, Jovanka terdiam sembari memikirkan perkataan suami nya.

Bukan kah lebih baik ia mengikuti perkataan pria itu dari pada hanya berdiam diri saja. Bahkan adik nya pun sudah mulai masuk sekolah lagi.

"Baik lah aku mau, tapi jangan hanya duduk saja.Setidak nya kau harus mengajari ku sedikit, dan aku akan belajar dengan giat. Bagaimana?" Tawar Jovanka.

"Ckk kau sudah berani tawar menawar dengan ku ya." Seru Jonas diiringi dengan decakan pelan.

Bukan nya takut yang ada Jovanka malah tertawa kecil.

"Tapi baiklah, aku akan mengajarimu. Itu lebih baik lagi kalau kau mau belajar, setidak nya mengurangi pekerjaan nanti nya." Ujar Jonas terkekeh.

Melihat ekspresi lain suami nya tak ayal membuat perasaan Jovanka menghangat. Hingga saat ini ia tak pernah berfikir kalau Jonas akan sebaik ini pada nya.

Namun tetap saja ia harus menjaga perasaan nya, tak ingin jika dirinya terjebak dalam situasi yang lebih sulit daripada pernikahan nya ini. Yaitu Jatuh Cinta dengan Jonas.

"Lalu kapan aku bisa bekerja?"

"Kapan pun kau mau, karena tak akan ada yang melarang nya!"

"Emm baiklah, bagaimana kalau ikut dengan mu hari ini. Eh tapi -- lebih kita pergi terpisah saja."

"Kenapa harus terpisah? Tujuan kita sama Jovan, kau ini aneh sekali."

"Aku tak mau membuat gosip, takut nya nama mu akan menjadi buruk karna terlihat bersama wanita seperti ku."

Jonas hanya bisa menghela nafas berat mendengar perkataan istri nya itu. Bukan kah kita tak perlu mendengar kan perkataan orang lain.

Jonas yang posisi nya duduk di atas kursi roda dan Jovanka dipinggiran ranjang saling berhadapan.

Pria tampan itu memegang kedua pundak Istri nya, sehingga wanita itu menatap ke arah nya dan kedua nya saling menatap satu sama lain.

"Dengarkan aku Jovan! Hidupku adalah milikku, tak perlu mendengar perkataan orang lain. Lagi pula aku juga sangat jarang terlihat, dan jika ada yang mengatai mu mereka akan berhadapan langsung dengan ku ..."

"Kau tak perlu risau kan hal itu, aku berjanji pada Mom akan selalu membuat mu nyaman disini. Dan aku rasa itu juga bagian dari tanggung jawab ku karena kau adalah istri ku." Ujar Jonas dengan suara tegas.

Sebuah senyuman manis terbit di bibir ranum gadis tersebut, Jovanka sangat suka mendengar perkataan suami nya itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status