Share

TAKDIR ISTRI KEDUA TUAN JONAS
TAKDIR ISTRI KEDUA TUAN JONAS
Penulis: The ELR

BAB 01 | TERPAKSA MENIKAH

Jovanka adalah seorang gadis berusia 20 tahun, yang hidup di kontrakan sempit dan harus banting tulang untuk biaya pengobatan adik nya yang sakit-sakitan.

Hari ini adalah hari tersial bagi Jovanka karna dirinya dipecat dari pekerjaannya. Dan pihak rumah sakit pun tak bisa memberikan keringanan baginya.

"Dokter, saya mohon jangan hentikan pengobatan adik saya. Jangan lakukan itu Dokter, saya berjanji akan segera melunasinya." Mohon Jovanka dengan menangkup kedua tangan nya di dada.

"Maafkan saya Nona, ini semua sudah jadi kebijakan Rumah Sakit. Kami tak bisa memberikan keringanan lagi." Ujar Dokter berusia sekitar 40 tahunan itu sedikit menunduk .

"Bagaimana dengan adikku," Lirih Jovanka dengan kepala menunduk .

Rasanya ia tak dapat melakukan apa-apa lagi, sudah banyak yang ia kerjakan untuk mendapatkan biaya pengobatan adik nya. Tapi nyatanya tak akan bisa menutupi biaya pengobatan adik nya.

Adik nya yang mengidap kanker otak selalu bolak balik Rumah sakit. Sementara kedua orang tua mereka sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Dan beberapa hari lalu saat ia pulang ke kontrakan setelah bekerja, ia mendapati adiknya dalam keadaan tak sadarkan diri.

Gadis itu terpaksa membawa kembali adiknya kerumah sakit dan hanya Jovanka lah yang menanggung biaya kehidupan dan juga pengobatan adiknya itu.

Bibir wanita itu bergetar hingga tak lama kemudian terdengar suara Isak tangis. Tubuh nya merosot ke bawah dan menenggelamkan wajahnya di kedua paha.

Tiba-tiba saja ada seseorang yang menghampiri nya dan memberikan sebuah kartu nama. Jovanka tak langsung mengambil kartu nama itu karena masih dilanda kebingungan.

"Kami dari Yayasan yang bekerja sama dengan Rumah sakit, terkait masalah anda kami akan memberikan bantuan dana. Anda bisa temui pemimpin kami lebih dulu Nona." Ujar Pria berpakaian rapi dengan ramah.

"Anda bukan sedang bercanda kan Tuan? ini benar kan?" Sangkinkan senang nya Jovanka sampai memegang kedua tangan Pria itu.

"Ya Nona." Jawab Pria itu dengan tegas dan langsung melepaskan genggaman tangan Jovanka.

"Kapan saya akan menemui Pemimpin anda?" Tanya Jovanka dengan raut wajah penasaran. Sungguh ini adalah kabar baik bagi dirinya yang sedang putus asa memikirkan biaya pengobatan adiknya.

Terlebih adiknya hanya sampai besok pagi saja boleh tinggal disana, setelah itu harus meninggalkan rumah sakit lantaran ia tak dapat membayar tagihannya.

"Silahkan ikuti saya, Nona." Ujar Pria tersebut dan berjalan lebih dulu mengarahkan jalan pada Jovanka.

Jovanka melangkah hingga memasuki salah satu ruangan, yang pastinya bukan ruang rawat. Di dalam sana seorang pria paruh baya dengan seorang pria yang berdiri di depan pintu.

"Silahkan duduk, Nona." Ucap Pria itu. "Perkenalkan, nama saya David."

Jovanka yang tadinya sudah sangat percaya diri berubah menjadi sedikit takut. Terlebih raut wajah orang yang ada di dalam sana sungguh menakutkan baginya.

"Jangan khawatir, Nona. Saya disini hanya ingin menawarkan kerjasama dengan Anda." Jovanka mengerjapkan matanya, merasa bingung dengan keadaan saat ini.

Bukankah tadi dia mendapat tawaran dari salah satu Yayasan, lalu mengapa menjadi kerja sama? Bahkan dirinya tak memiliki apapun untuk di kembangkan.

"Tapi saya tidak punya apa-apa, Tuan." Ucap Jovanka pelan menatap sebentar ke arah David lalu kembali menundukkan kepalanya.

Mendengar ucapan gadis dihadapan nya itu tak ayal membuat pria itu terkekeh.

"Saya tak menginginkan apapun kecuali dirimu."

Tubuh Jovanka menegang mendengar ucapan Pria paruh baya di hadapan nya ini.

"Bukan untuk saya, tapi untuk putra saya." Lanjut David dengan cepat.

"Putra?" Beo Jovanka.

"Saya ingin memberi penawaran. Kau menikah dengan putraku dan seluruh biaya pengobatan dan kehidupan adikmu akan kupenuhi." Ucap David dengan Tegas.

Kedua mata Jovanka tampak berkaca-kaca, dirinya sangat membutuhkan uang. Bukan untuk kesenangan tapi hanya untuk kelangsungan hidup adiknya.

Ia tak ingin jika keluarga satu-satu nya yang ia miliki pergi meninggalkan nya. Namun haruskah ia menerima tawaran pria paruh baya yang di hadapan nya ini.

"Ron, berikan kontrak kerjasamanya," Seorang pria yang menjadi tangan kanan David pun mendekat dan memberikan lembaran kertas di hadapan Jovanka.

"Silahkan kau baca terlebih dulu, Jika ada yang tak berkenan di hati mu silahkan di tolak." Ujar David.

Dirinya tak akan membuat poin-poin yang kiranya tak masuk akal. Karena yang ia ingin kan hanya orang yang akan merawat putra nya.

Namun jika takdir cinta datang di antara keduanya, dirinya pun tak akan melarang hal tersebut. Pastinya pun dia sudah mencari tahu tentang kehidupan Jovanka sebelum membuat penawaran ini.

Jovanka membaca satu persatu kata yang ada di sana, tak ingin melewatkan satu hal apapun. karna tak ingin mendapatkan masalah dikemudian hari lantaran kontrak kerjasama itu.

"Tapi adik saya akan tetap mendapatkan perobatan kan Tuan?" Tanya Jovanka memastikan.

"Ya, setelah kau tanda tangan kontrak ini. Adik mu akan kembali mendapatkan pengobatan nya dan jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan begitu kau menikah dengan putra ku, kau akan mendapatkan tempat tinggal yang nanti nya akan ditinggali adik mu." Ujar David panjang lebar.

Tanpa memikirkan dan menunda-nunda lagi. Jovanka membubuhi kertas tersebut dengan tanda tangan nya.

Tentu saja David mengulas senyum bahagia melihat nya. Bukan menganggap gadis ini bodoh, tapi ia merasa kagum dengan keberanian gadis ini dalam mengambil tindakan.

"Ron, pindakah ruang rawat adik nya ketempat yang lebih baik dan berikan pengobatan terbaik." Perintah David pada tangan kanan nya dengan tegas.

Lalu, David kembali kepada Jovanka. "Tiga hari lagi kalian akan menikah, di Gereja milik keluarga kami. Tak perlu memikirkan hal apapun, karna semuanya akan kami penuhi" Ujar David tersenyum tipis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status