Share

28. KEMARAHAN ARI

"Katanya namanya Ari Gumintang Langit, Nona."

Untuk beberapa saat aku terpana. Telingaku berdenging dan rasa salah dengar.

"Ari, Mang? Laki, sawo matang, matanya sipit dan tinggi?"

"Benar, Nona. Saya sudah menyuruhnya pergi karena tidak sopan, tapi dia ngotot dan ...."

"Ari!"

Aku sudah berlari duluan sebelum Mang Asep selesai. Jarak antara rumah utama dan pagar cukup jauh. Aku bahkan halpir lupa jika ada kehidupan baru yang harus kujaga. Akhirnya kupelankan langkah seraya mengatur ritme jantung.

Ari datang!

Aku bahkan nyaris putus asa karenanya. Ponsel yang jarang aktif, tapi aku yakin dia sengaja menjaga jarak. Aku berusaha maklum karena memang kami sekarang sudah berbeda status. Namun, kadangkala ada hal-hal yang harus melibatkan Ari. Atau, aku ingin meminta pendapatnya.

"Ari!" teriakku senang saat melihat pemuda itu bersandar di motornya. Kulitnya lebih gelap dari biasanya. Sepertinya dia benar-bena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status