Share

30. TERJEBAK

Bibirku nyaris tertarik ke atas membentuk senyuman sinis, tapi berhasil kutahan di saat terakhir. Aku harus tetap bersikap seperti seorang menantu patuh yang tak tahu apapun. Aku harus bertaruh nasib sampai akhir.

"Oh, jadi kau sangat tertarik dengan pekerjaan pembantu? Bagus. Kurasa itu akan berguna untuk hidupmu ke depan."

"Maaf sekali lagi, Pa."

"Kau tahu apa yang paling kubenci? Wanita lancang sepertimu!" Tuan Saddil mengarahkan telunjuknya padaku. Napasnya memburu. Meski sudah dapat bocoran bagaimana karakter aslinya, tetap saja aku terkejut karenanya.

"Cukup sekali ini. Jangan membuat aku memberikan alasan pada Sananta untuk menceraikanmu." Tambahnya sedikit tersengal. Jelas sekali usaha Tuan Saddil untuk mengendalikan emosinya sendiri. Jika bukan karena rencana-rencananya, aku yakin dia sudah mengusir atau mencaci makiku tak terhingga.

"Jangan berpikir untuk masuk lagi. Jangan berpikir untuk melakukan apapun. Kau seorang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status