Share

32. PAMIT

"Bolehkah aku keluar nanti, Kak?" tanyaku hati-hati pada Kak Sananta. Meski benci, tapi hatiku masih ingin mengisyaratkan perpisahan padanya.

Konyol sekali.

Semua orang telah meninggalkan kami, dan tentu saja keadaanku telah membaik. Kak Sananta pasti berpikir itu berkat minyak angin dan air hangat yang telah kuminum. Padahal sejatinya jam morning sickness-ku memang telah usai.

"Mau ke mana memangnya? Bukankah kamu sakit?" Pria itu sedang memasang dasi. Biasanya itu tugasku tapi pagi ini aku selamat.

"Nanti siang, nggak sekarang. Masuk angin ini kan cuma sebentar. Ada beberapa bahan kue yang ingin kucari. Sekalian cuci mata."

"Sama Mbak Santi lagi?"

"Belum tahu. Tapi bisa jadi sendiri saja, karena aku mungkin akan lama."

"Hati-hati, ya. Jangan terlalu lama nanti kamu kecapekan. Dan maaf sampai hari ini masih belum bisa honeymoon seperti yang kamu impikan."

Aku tersenyum tipis. Tak perlu lagi. Lagipula aku suda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status