Share

35. ANDAI-ANDAI

TDP 35

"Terserah kamu saja, Ri. Aku ikut apa yang kamu lakukan." Percuma juga aku memutuskan membawa Ari dalam masalahku jika aku hanya akan berpikir sendirian. Apalagi dengan kondisi perubahan hormon serta emosi tidak stabil begini.

"Masih yakin dengan keputusanmu?" tanya Ari lagi.

"Kenapa kamu masih menanyakan itu?"

"Belum terlambat untuk kembali. Berpura-pura tak tahu segalanya. Kamu tentu tahu peribahasa yang mengatakan tempat bersembunyi paling aman adalah di sarang musuh."

"Tidak. Aku tak bisa menjamin calon bayiku akan melihat dunia." Tatapan menakutkan Tuan Saddil tadi pagi kembali terbayang, dan aku harus memejamkan mata untuk mengusirnya.

"Mungkin si pak tua itu akan sangat bernafsu membuatmu menderita. Namun, bukankah ada opsi kehadiran Sananta di sana? Kurasa, menjadi ayah, akan menggedor nuraninya walaupun sedikit."

"Kenapa tak kau katakan itu sejak tadi?" tukasku sedikit kesal. "Kita tidak perlu bercapek r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status