Share

Sudah Saatnya

"Kita nggak jenguk Papa Tibra dulu ICCU?" tanya Prisha saat mengiringi Gavin di koridor rumah sakit.

Yang ditanya, tidak merespon. Tatapan Gavin lurus ke depan. Ekspresinya datar seperti biasa.

"Saya nanya ke rekan koas yang dinas di ICCU. Kabarnya Papa udah sadar," lanjut Prisha.

Gavin tetap membisu. Wajahnya semendung langit musim hujan. Sapaan rekan sejawat dan paramedis yang berpapasan dengannya, diabaikan.

Prisha menghela napas panjang, lalu mengembuskannya pelan. Membendung aliran kekecewaan yang menyusupi hatinya. Ia merasa tak seharusnya Gavin mengabaikan papanya. Prisha sendiri ingin sekali mendatangi Mami Nalini di kantor polisi, sekaligus menjemput Nenek Sarah.

Setibanya di mobil, Gavin duduk di sisi Alif, sopirnya. Pria itu langsung mengatur jok mobil ke posisi miring, lalu rebahan dan memejamkan mata.

Sementara Prisha termangu sejenak di luar sisi mobil bagian tengah.

Alif turun, lantas memutari mobil dan membukakan pintu untuk Prisha. Namun, gadis itu menggeleng.

"Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status