Share

Terpukul

"Kamu nangis?" Gavin seketika terserang rasa bersalah saat melihat kilau tercipta dari pantulan cahaya lampu tidur di mata Prisha. "Gara-gara kata-kata saya? Atau jangan-jangan ...." Pria itu menahan kalimat. Takut terhadap dugaannya sendiri.

Prisha diam, menatap suaminya. Air matanya masih terus menetes, membasahi pipi.

"Maafkan saya yang impulsif," lirih gadis itu.

Oksigen terasa menipis di sekitar Gavin. Untuk sesaat, ia berat menarik napas. Pelan-pelan, mata pria muda itu memerah.

"Kamu kenapa?"

Prisha memejamkan mata, lalu berbalik memunggungi suaminya.

Gavin menyugar rambut. Lidahnya ingin sekali menguntai kata, mengurai rasa. Berharap mampu membujuk atau menghibur. Saat berhadapan dengan Nalini, ia mampu mengungkapkan segala isi hati, lancar tanpa beban. Namun, di depan Prisha, semua kata dan sikap terasa salah, ambigu, dan kacau balau.

Berbincang dengan Nalini, ia selalu lupa waktu. Pembicaraan mengalir tanpa arti.

Bersama Prisha, tiap detik terasa berharga ribuan jam, sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Abid Abay
ceritanya seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status