Share

Delapan Puluh

"Kamu, ke kamar saja lebih dulu. Aku ingin menemui Melissa," ujar Elvaro.

Bella mengangguk. Tak perlu bertanya apa yang ingin dilakukan suaminya itu ia sudah tahu. Bahagia, dibalik sikapnya yang seperti itu memiliki rasa peduli yang tinggi. Lucu, dulu mengapa dirinya begitu takut melihat wajah Elvaro.

"Iya, ini mau ngambil air minum dulu," ujar Bella.

Elvaro tersenyum, ia mengelus pipi wanita itu. Keduanya saling bertatapan.

"Aku ke kamar, Melissa, ya," ujar Elvaro kembali.

"Iya, El," sahut Bella.

Bella hanya berharap jika segala macam masalah segera menemukan jalan keluar. Ia kasihan terhadap suaminya yang masih harus terus berpikir untuk masalah yang adiknya hadapi.

Elvaro memang tak pernah rukun dengan adiknya, tetapi lelaki itu masih tetap peduli terhadap saudaranya tersebut.

Bella mengisi gelas itu, lalu segera melangkah menuju kamarnya. Waktunya beristirahat, tubuhnya pun sudah lelah. Ia ingin segera tidur. Tadi juga dirinya sempat bercerita soal Melissa yang ikut datang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status