Share

BAB 22

“Iya, saya minta kompensasi.”

Bibir Keisha bergetar, berusaha mengucapkan sesuatu yang sudah ada di kepalanya, “B-Bang Kenzie… jangan gini….”

Napas Kenzie semakin jelas menyapu pipi tembam Keisha. Ronanya semakin memerah, mungkin lebih merah daripada lipstik Olive, dosen Seni Tari itu.

‘Gimana nih?! Kalau aku dorong Bang Kenzie, nanti dia nyangka aku nggak suka diginiin. Bang Kenzie bilang kan nggak mau lakuin hal yang nggak aku suka. Tapi jantung aku juga nggak bisa diginiin!’

Keisha dilema sendiri. Ia suka, sekaligus gugup.

“Dua ratus ribu,” bisik Kenzie selanjutnya, membuat Keisha refleks membuka mata.

“Hah?!”

Kenzie tersenyum miring di depan wajah Keisha. “Bayaran saya jadi model kamu. Kamu lupa?”

Keisha mengerjap, tapi masih belum bergerak dari posisinya sekarang meskipun Kenzie sudah menjauhkan tubuhnya. Kepalanya masih berusaha mencerna situasi saat ini.

“O-oh… oh iya… dua ratus ribu… iya, ya?” Keisha seperti orang linglung.

“Ayo, sarapan.” Kenzie yang sudah ada di dalam kamar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status