Share

Bab 38

Tanaya memanggil pelan, mencoba untuk mendorong pria itu. Namun, dia menemukan bahwa suaranya serak.

"Jangan bergerak." Henry spontan menghentikan gerakannya, lalu menguburkan wajahnya di lekuk leher Tanaya.

Tanaya menelan ludah. Dia sepertinya menyadari sesuatu sehingga dia sama sekali tidak berani bergerak.

"Tanaya, apakah ada pria di dalam rumahmu? Biarpun kamu lapor polisi, aku tetap akan membuka pintumu!" Reiga tidak menyangka bahwa suatu hari wanita yang paling patuh ini akan begitu sulit ditangani.

"Henry," panggil Tanaya.

"Hm," sahut Henry rendah dengan menurunkan kelopak matanya.

Tanaya tidak memiliki pengalaman dalam hal seperti ini. Dia juga takut merangsang Henry sehingga tidak berani bergerak. Dia hanya bertanya, "Apakah kamu merasa lebih baik?"

Henry mengatupkan bibirnya sambil menatap Tanaya.

Tanaya bisa melihat urat dan keringat pada dahi Henry dengan jelas. Dia merasa bersalah, merasa dirinya seperti wanita berengsek yang tidak bertanggung jawab setelah menggoda orang.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status