Share

Teror Ghaib 25

“Kalau nggak, aku nggak akan nganggep kamu sebagai temen lagi,” kata Jake. Dia menepuk bahu Tony.

Tony tertawa. “Ancaman yang bagus,” katanya, “tapi aku nggak takut. Kalo kamu nggak nganggep aku temen, aku bisa berteman dengan tumbuhan, hewan dan bahkan hantu.”

Jake menatap Tony selama beberapa detik. Dia kemudian tertawa. “Leluconmu cukup lucu,” katanya.

***

Sebenarnya Emma lapar, namun karena tidak ingin pergi ke kantin dan bertemu geng Sabrina, ia memilih pergi ke studio musik. Di sana ia bisa bersantai sambil memainkan alat musik.

Awalnya Emma ragu ketika langkahnya terhenti di depan gedung. Dari luar ruangan terlihat sedikit menakutkan karena sepi dan selalu tertutup. Namun Emma mengesampingkan rasa takutnya dan membuka pintu. Perlahan, dia masuk.

Studio musiknya sangat luas. Luasnya sekitar empat kali luas ruang tamu Emma. Di pojok kanan ruangan terdapat lemari besar dan tinggi. Setahu Emma, ​​lemari ini biasanya digunakan untuk menyimpan alat-alat musik kecil seperti terompet
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status