Share

Part 39

“Ya Allah, Ayah. Tolong angkat teleponnya.” Clarissa terus saja berusaha menghubungi Sadewa, akan tetapi masih tetap saja tidak ada jawaban.

“Neng, neng Ica!” Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara Darmi mengetuk pintu, membuat perempuan berambut ikal itu semakin disemuti rasa takut.

Dengan erat dia memeluk Angel, berharap malam segera berlalu dan bisa segera keluar dari rumah.

Lamat-lamat terdengar suara sang Muadzin mengumandangkan azan subuh. Sania membuka mata perlahan, menyibak selimut lalu duduk di tepi tempat tidur seraya mengumpulkan informasi yang dia bawa dari alam mimpi.

“Sudah bangun, Bunda Cantik?” tanya Sadewa seraya menggosok rambutnya yang basah dan menatap wajah istrinya.

“Ayah mau ke masjid apa salat di rumah?”

“Di rumah aja, Sayang. Nggak tau perasaan Ayah nggak enak banget dari semalam. Kepikiran Ica sama Enjel. Habis salat Ayah ke rumah langsung ya? Mau nengokin mereka.”

Sania menjawab dengan anggukan kepala, segera beranjak dari duduknya dan lekas membasuh tubuh di kamar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asa Benita
Lagian ditlp berkali2 ga diangkat2 gmn coba? Tlp itu buata apaan coba, pajangan???
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status