Share

BAB 7 Tiba-Tiba Kepanasan

Kini Arthur dan Ayra sudah sampai di Bandara International London Heathrow, mereka menyeret koper mereka masing-masing.

Arthur dan Ayra kini sudah berada di dalam taxi menuju hotel tempat mereka menginap, namun itu adalah hanya pikiran Ayra saja, karena Arthur sudah memesan sebuah Villa di London.

"Pak, kita kan meetingnya lusa, 2 hari ini apa yang akan kita lakukan?" tanya Ayra yang sedari dari dalam pesawat terus mengusik pikirannya.

"Terserah kamu, kamu mau liburan, jalan-jalan, shoping, terserah kamu, anggap aja ini libur gratis kamu dan keuntungan kamu menjadi sekretaris saya, " ketus Arthur.

"Ya bapak, saya baru pertama kali ini naik pesawat dan keluar negeri, kalau saya melakukan itu semua sendiri yang ada saya nyasar, kalau saya nyasar pasti bapak akan sangat repot mencari saya,"

"Siapa bilang kalau kamu hilang saya akan mencari kamu! saya tidak peduli dengan kamu,"

"Benarkah pak? bapak sudah minta izin dengan ayah saya membawa saya kesini, berarti bapak harus mengembalikan saya dengan selamat kepada ayah saya," ucap Ayra dengan cengir kudanya yang menampilkan deretan gigi putihnya.

Arthur memandang wajah Ayra dengan intens.

"Ada apa bapak memandangi saya, awas bapak jatuh cinta dengan saya, bisa diamuk saya sama istri bapak yang galak itu."

"Jangan terlalu kepedan kamu bicara, saya tidak mungkin tertarik dengan kamu,"

"Ah iya pak, saya sadar diri kok, saya tidak ada apa-apanya dibanding istri bapak yang sangat cantik dan bodynya bagus itu."

Arthur teringat kembali kalau istrinya tidak ingin memiliki anak karena takut ia tidak cantik lagi dan tubuhnya tidak terlihat bagus. Mengingat itu Arthur mengepalkan tangannya dengan kuat urat-urat ditanganya terlihat menonjol, dan membuang mukanya ke arah jendela mobil. 

"Jika kamu menikah, apa tujuan kamu menikah?" tanya Arthur tiba-tiba namun Arthur masih memandang keluar jendela mobil.

Ayra memiringkan kepalanya melihat wajah Arthur yang sedang berbicara dengannya namun tidak melihatnya, "Kenapa bapak bertanya seperti itu? Seharusnya kan bapak yang lebih tahu, karena bapak sudah menikah sedangkan saya belum menikah."

Arthur mengerjapkan matanya mendengar penuturan Ayra.

Mungkin aku salah tempat untuk bertanya, pikir Arthur.

"Lupakan!" Hanya itu yang diucapkan Arthur.

Arthur melamun sambil memandangi keluar jendela mobil namun tak lama Arthur tersadar dari lamunannya, ia menoleh sisi kirinya ternyata Ayra sudah tertidur pulas dan kini kepala Ayra bersandar dibahu Arthur. Kepala Ayra yang tersandar di bahu Arthurlah yang membuat Arthur tersadar dari lamunannya.

Gadis ini berani sekali memperlakukan atasannya seperti ini, batin Arthur.

Namun saat Arthur ingin menjauhkan kepala Ayra, Arthur melihat wajah Ayra yang damai, cantik alami tidak banyak polesan bedak dan warna. Matah Arthur tertuju pada bibir Ayra yang juga merah alami. Arthur mengurungkan niatnya untuk menjauhkan kepala Ayra.

Adelia seandainya kamu mau mendengar ucapanku, aku lebih menyukai kamu apa adanya, cantik alami, dan mempunyai seorang anak itu sangat menyenangkan pasti saat ini aku orang yang paling bahagia, batin Arthur.

Seandainya waktu bisa diputar, aku lebih awal tahu jika kamu sebenarnya tidak ingin memiliki anak, aku tidak akan pernah menikah denganmu, batin Arthur lagi.

Setelah menempuh perjalanan dua jam lamanya, akhirnya Arthur sampai di Villa yang sudah dipesannya. Arthur tidak tega membangunkan Ayra, terlihat wajah Ayra sangat lelah. Arthur berinisiatif menggendong tubuh mungil Ayra dan Arthur juga meminta tolong kepada supir taxi untuk membawakan kopernya dan koper Ayra.

Arthur menggendong Ayra ala bridal style, ia tidak merasa keberatan sama sekali saat Ayra berada digendongannya.

Arthur meletakkan tubuh Ayra perlahan diatas ranjang. Disaat Arthur melihat tubuh Ayra, Arthur menjadi salah tingkah, Arthur menelan silivanya dengan kasar.

Kenapa tubuhnya sangat menggoda, batin Arhur.

Arthur menggelengkan kepalanya, "Aku harus segera keluar dari sini,"

Arthur keluar dari kamar yang akan di tempati oleh Ayra, ia memasuki kamarnya sendiri, Arthur rasanya ingin segera mandi, ia merasa sangat panas.

"Kenapa cuaca di London hari ini tiba-tiba terasa sangat panas," gumam Arthur yang tentu saja itu tidak benar, hanya dialah yang merasa kepanasan saat ini setelah dari kamar Ayra.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status