Share

BAB 6 Anak Tidak Berguna

Ayra dan Arthur sekarang sudah berada di dalam pesawat, Ayra melihat ipadnya dan mengecek jadwal namun ia tak melihat besok ada jadwal metting di London bahkan dua hari itu dikosongkan karena jadwal Arthur membawa Adelia kedokter kandungan untuk pemeriksaan program hamil Adelia.

"Em... maaf pak, apakah bapak tidak kecepatan berangkatnya?" tanya Ayra.

Arthur tak mengubris Ayra, sedikitpun Arthur tak ingin bicara apapun.

"Pak, bapak tidak berniat menculik saya kan?" selidik Ayra yang sudah merasa takut dengan Arthur.

Arthur menatap Ayra dengan tatapan yang tajam,"Saya tidak tertarik untuk menculik kamu, lagian akan sangat merugikan saya jika menculik kamu, tubuhmu sangat kurus, kurang gizi."

"Lalu untuk apa kita berangkat secepat ini ke London pak, bukankah besok dan lusa bapak dan istri bapak harus kedokter kandungan untuk program hami istri bapak," ucap Ayra memberanikan diri.

Arthur menatap Ayra semakin tajam, dengan rahang mengeras, Arthur meremas kedua bahu Ayra sampai Ayra meringis kesakitan," jangan pernah kamu membicarakan kehamilan wanita itu, paham."

Ayra yang sudah kesakitan karena remasan dibahunya mengangguk dengan cepat. Arthur pun melepaskan bahu Ayra dan kembali memandang kedepan.

Ayra pun membuang wajahnya menghadap kearah jendela. Ayra ingin menangis namun ia tahan.

Gue gak boleh terlihat lemah, gue harus kuat, batin Ayra.

Baru beberapa jam pergi dengan bos arogan ini saja sudah membuat spot jantung, kalau bukan karena gajinya yang gede, mungkin gue udah resign dihari pertama gue kerja. batin Ayra

Tak ada lagi percakapan antara Arthur dan Ayra, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Arthur memejamkan matanya namun tidak tidur, ia masih merasa sangat kecewa, marah dengan Adelia. 

Adelia apa yang harus mas lakukan kepadamu, kamu sudah sangat mengecewakan mas, kenapa, kenapa bisa kamu berpikir tidak ingin memiliki seorang anak, dan kamu juga tahu kalau mas sangat ingin memiliki seorang anak, batin Arthur.

***

Dipagi hari Yuni melihat meja makan masih kosong, dan iya melihat keadaan dapur yang masih bersih seperti tadi malam sebelum iya tidur.

"Ck, kemana sih tu anak apa dia bangun kesiangan atau dia sudah pergi kerja tanpa beres-beres rumah dan memasak dulu," gumam Yuni.

"Ma, kenapa mejanya masih kosong? apa Ayra tidak memasak untuk kita?" tanya Mayumi.

"Entah lah, mama juga tidak tahu," jawab Yuni.

"Loh kok masih kosong makanannya ma?" tanya Baskara yang baru saja bergabung dimeja makan.

"Ini semua karena anak kamu yang tidak memasak pagi ini, pasti dia masih tidur."omel Yuni yang tanpa sadar mengatakannya.

"Apa Ayra? jadi yang selama ini memasak adalah Ayra?" tanya Baskara.

"Ya semalam mama bilang, Ayra hari ini memasak, karena dia tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah." alasan Yuni.

"Ayra tidak ada di rumah, tadi malam dia berangkat ke London bersama dengan bosnya untuk perjalanan bisnis," jelas Baskara.

"Apa!" Yuni, Mayumi, dan Winda terlihat terkejut dengan penjelasan Baskara.

Kok bisa sih Ayra ke London dengan bosnya, enak banget dia, batin Mayumi

"Kok bisa yah, ayah percaya gitu aja dengan Ayra? bisa ajakan dia berbohong," ucap Yuni yang mencoba memprovokasi Baskara agar marah dengan Ayra.

"Dia tidak berbohong, bosnya sendiri yang menjemputnya tadi malam," jelas Baskara.

"Ya sudah, Ayah pergi kerja dulu, sudah siang ini, ayah juga mau serapan di kantin kantor aja, disini tidak ada makanan," pamit Baskara.

"Enak banget Ayra ma, dia bisa ke Luar Negeri gratis dengan bosnya, lah kita disini kelaparan," ucap Winda.

"Ya udah kelian berdua bantu mama beres-beres rumah, biar mama yang memasak," ucap  Yuni.

Winda dan Mayumi tidak mau membereskan rumah, mereka merasa jijik, "Eeuuhhh..." 

"Ma, mama kan tahu kami tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah, kami tidak mau, mama aja yang beres-beres dan masak, kami mau pergi beli serapan dulu," tolak Mayumi.

"Dasar anak tidak berguna, tidak ada yang bisa kelian lakuka, anak sialan itu pun entah kenapa harus pergi." kesal Yuni. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status