Share

34. Obrolan di Meja Makan

Mendung yang menggantung seolah-olah tengah mendukung. Namun, Mas Vino seperti paham rasa ngilu yang masih kurasakan usai pertempuran semalam. Dia meminta maaf karena membuat jalanku sedikit terlihat aneh. Aku tersenyum malu. Ada-ada saja.

Namun, Mas Vino kembali memelukku dengan penuh kasih sayang saat melihat bercak darah yang tertoreh di atas seprai karena ulah kami semalam. Dia kembali menciumi wajahku dengan ungkapan terima kasih karena sudah memberikan kegadisanku padanya.

Lagi-lagi aku hanya tersenyum dan kembali membenamkan kepala ke dada bidangnya. Malu, tapi ini pahala yang besar.

“Yakin, mau makan bareng di bawah?” tanya Mas Vino. “Aku ambilin aja gimana? Makan di kamar.”

Aku menggeleng. “Enggak pa-pa, Mas. Bisa, kok.”

“Masih sakit, Sayang?”

Aku mengangguk malu-malu.

“Tapi, mau lagi, nggak?”

Refleks aku mengangguk lagi. Eh, dasar kepala luck-nat. Mas Vino malah terbahak-bahak. Ish! Menyebalkan. Untung sayang.

Akhirnya, kami turun untuk sarapan. Kedua orang tuaku berikut san
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ardhya Rahma
Teman Alan?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status