Share

Hanya Datang Ketika Butuh

"Zein …," panggil Zahra lembut, mengusap rambut Zein berulang-ulang untuk menyalurkan kehangatan serta kekuatan. Zahra sadar jika Zein sedang menangis, dan untuk itu Zahra merasa sedih–walau Zahra sendiri tak tahu alasan kenapa Zein menangis.

"Tolong peluk aku lebih erat," bisik Zein bersuara, nadanya rendah, serak dan lirih.

Zahra menganggukkan kepala, membalas pelukan Zein dengan memeluk tubuh besar tersebut secara erat. Zahra dapat merasakan adanya kesedihan mendalam pada Zein. Namun, apa yang membuat Zein seperti ini? Suaminya yang terkenal dingin, kejam dan bengis bahkan sampai menitihkan air mata–diam-diam menangis di pundak Zahra. Apakah lukanya sangat besar dan parah? Tetapi siapa memangnya yang dapat melukai seorang Zein?

Selama beberapa menit, mereka hanya berpelukan. Zahra diam untuk memberikan ruang pada suaminya, supaya Zein bisa meluapkan semua yang ia rasakan lewat pelukan tersebut. Sedangkan Zein, dia berupaya menetralkan perasaan menusuk dalam hatinya. Usapan dan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status