Share

104. cari pinjaman

Dua hari kemudian, aku dan Ibu akan berangkat kerumah Mbah Tiban. Beliau memang terkenal sebagai dukun bayi disini. Memang rencana ku kemari untuk men-suwuk Narendra agar dia bisa lupa dengan Mamanya yang sudah berkhianat.

Sejujurnya aku tak tega. Tapi mau bagaimana lagi. Aku dan Denisa juga tak mungkin balik lagi menjalin hubungan suami istri. Karena dia juga sudah tak mencintaku lagi. Begitu pula kau yang juga jijik padanya.

Untuk saat ini, jangan kan melihat wajahnya, menyebut namanya saja aku juga tak mau.

"Wo, ayo berangkat. Malah melamun aja, kesambet baru nyaho' kamu!" Ucap Ibu sambil menepuk pundak ku hingga lamunan ku buyar dengan sendirinya.

"Tak ambil jaket dulu Bu." Aku langsung beringsut masuk kedalam rumah mengambil jaket dan juga helm untuk kami berdua.

"Mas, nitip es oyen ya. Nih uang nya!" Dengan santainya Lusi memberiku selembar uang pecahan berwarna biru

"Oh iya, barangkali Mas sama Ibu juga mau, sekalian aja beli." Ucapnya lagi seraya berlalu.

Padahal aku juga bel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status