Share

BAB 59. Mas Arman cemburu dengan tukang ojek.

“Tolong, Bapak! Pak!” teriakku.

Mang ojek yang mungkin merasa terancam membela dirinya jadilah mereka saling hantam dan tonjok. Bapak lari ke arah kami diikuti ibu dan juga Intan.

“Arman, berhenti! Cukup.” Teriakan bapak tidak diindahkan oleh Mas Arman.

Bugh!

Bapak menonjok wajah Mas Arman hingga Mas Arman mental.

“Memalukan! Pagi-pagi sudah bikin ribut. Bikin masalah saja!” bentak bapak.

Mas Arman hendak bangun dan siap menyerang lagi, tapi bapak lebih dulu menendang pantatnya.

Kang ojek, mengusap-usap pipinya. Duh, kasihan sekali. Mau cari duit malah dapat sial. Mas Arman memang benar-benar keterlaluan masa main pukul tanpa tahu salahnya ini orang apa. Yang aku khawatirkan ternyata jadi kenyataan. Kang ojek enggak pakai jaket kebangsaannya. Dandannya super duper keren makanya Mas Arman salah paham. Pasti dia kira kang ojek ini orang spesial yang menjemputku. Gitulah kalau nafsu dan emosi digedein. Merugikan orang lain.

“Mas, maaf ya, sepertinya suamiku salah paham.” Aku benar-bena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status