Share

Bab 26

Aku begitu miris melihat Bapak yang kini hidungnya telah dipasangi selang oksigen. Andai saja, Bapak dan Ibu masih halal, pasti aku takkan keberatan merawat mereka. Apalagi merawat orang tua di usia senja, surga jaminannya.

Eh, iya! Aku lupa ngabarin Mas Helmi dan Mas Cahyo.

[Assalamu'alaikum, Mas. Adek mau menyampaikan berita duka. Bapak, dilarikan ke rumah sakit. Diabetesnya kambuh, malah katanya semakin parah. Mohon do'anya.]

Belum ada yang membalas, mungkin sedang tidak online. Tak lama kemudian, Mas Suryo dan Mbak Imah datang. Wajah keduanya begitu sedih. Aku tahu bagaimana rasanya jadi mereka. Karena bagaimanapun, kejadian ini ada di rumahnya.

Beberapa orang perawat mendorong brankar yang di atasnya ada tubuh Bapak ke dalam ruang kelas VIP. Aku menoleh ke arah Mbak Imah, ia tersenyum.

"Tak apa, Dek. Bentuk penyesalanku, bahkan ini belum sepadan karena kecerobohanku. Aku ingin Bapak istirahat tenang."

Aku mengangguk. Karena jujur saja, pembayaran kamar VIP itu mahal, dan aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status