Share

Bab 28

Segera kumembukanya.

Ternyata, Mbak Imah mengirimkan poto Ibu yang tengah tertidur di samping ranjang Bapak. Tak terasa, air mataku pun mengalir melihat pemandangan ini. Apakah salah, jika seorang anak menginginkan kedua orang tuanya kembali bersatu?

[Dek, kamu berpikir yang kaya Mbak pikir sekarang, nggak?]

Sebuah pesan masuk lagi dari Mbak Imah.

[Maksudnya, Mbak ingin Ibu dan Bapak kembali bersatu?]

[Iya, Dek.]

[Sama, Mbak, tapi apa Bapak tau? Mbak tahu sendiri bagaimana Bapak dulu melewati hari-hari.]

[Iya juga, sih. Semoga saja mau, Dek.]

[Aamiin.]

Setelahnya, mataku terasa mengantuk. Alhamdulillah, malam ini aku menemukan jawaban dari do'aku.

---

Selesai salat subuh, aku sudah bersiap, begitu pun dengan Mas Lian yang sedang memanaskan mobil. Karena semalam Mbak Imah mengatakan untuk tak lagi datang ke sana, jadi pagi ini kami bergantian untuk menjaga Bapak.

"Sudah bawa baju Bapak, Dek?"

"Nih!" ucapku sambil menenteng tas kecil.

Mas Lian membukakan pintu untukku, dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status