Share

Bab 35

"Apa?" ulang Mbak Imah tak sabar.

"Rumah itu mau kujual, Mbak."

"Apa?!" ucapku dan Mbak Imah bersamaan.

"Tapi, kenapa?"

"Ya aku mau tinggal di kampung saja. Dekat dengan kalian. Nggak enak di sana, berasa nggak punya sodara. Tahu sendiri gimana keluarga Ibu."

Aku dan Mbak Imah masih terkejut dengan ceritanya. Rumahnya dijual, lalu berniat menjadi benalu di sini? Oh, tidak akan kubiarkan, Fergusso!

"Mbak, bukannya di rumah Mbak Imah ada kamar kosong? Sebaiknya, Mas Helmi ke sana saja, ya? Di sini kan sudah tak ada. Sementara rumah ini kecil."

Mbak Imah tampak menggaruk kepalanya yang tertutup dengan hijab itu, lalu akhirnya mengangguk.

"Tapi ingat, Hel, di rumahku tak ada yang gratis. Mau makan, nyapu dulu!"

Mas Helmi tak berkutik, hingga akhirnya ia mengangguk.

"Nanti, Adek bantuin cari kontrakan Mas. Di sini kan murah. Kemarin ini rumah Pak Jaedin dikontrakin. Nggak tahu sekarang ada penghuninya apa nggak."

"Yang bayar siapa?"

Aku memutar bola mata, jengah.

"Ya Mas, lah! S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status