Share

Bab 43

Saat bangun, kulihat sekeliling berbeda dengan terakhir kulihat. Bertepatan dengan itu, Mas Lian masuk ke ruangan tempatku berbaring. Wajahnya memerah, aku jadi takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak.

"Mas," panggilku.

"Dek," jawabnya. Wajahnya merah, sepertinya habis menangis.

"Ini di mana, Mas?" tanyaku.

"Kamu di klinik, Dek," jawabnya sambil menitikkan air mata.

"Kamu kenapa nangis, Mas? Apakah aku sakit parah?"

Bukannya menjawab, Mas Lian malah semakin tergugu. Membuatku menjadi panik dan serba salah. Sebenarnya, apa yang terjadi?

"Dek," panggilnya.

"Iya, Mas? Kenapa? Bilang aja. Nggak papa," jawabku.

Jika memang benar aku sakit parah, lengkapnya sudah semua ini. Tak kunjung hamil, ditambah kini aku sakit.

"Kamu nggak sakit, Dek," ucap Mas Lian.

"Lalu?" tanyaku tak sabar.

"Kamu hamil, Dek!"

Aku menghembuskan napas lega. Hamil ternyata. Eh?

"Ha-hamil, Mas?" tanyaku.

Mas Lian mengangguk, membuat pelupuk mata penuh dengan air. Ya Allah, aku hamil? Sesuatu hal yang telah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status