Share

bab 47

"Dek, kenapa?" Lian segera bangkit dan menepuk-nepuk pipi istrinya.

"Perutku sakit, Mas! Aah!" teriak Fira.

Lelaki yang sebentar lagi akan menjadi ayah itu pun panik. Apalagi saat ia melihat darah merembes ke seprai.

Dengan sigap, ia mengambil kunci mobil dan memanasinya, lalu membangunkan Pak Burhan dan membopong Fira ke dalam mobil.

"Apakah sudah waktunya, Li?" tanya Pak Burhan.

"Iya, Pak. Ayo kita ke klinik."

Mereka tergesa berangkat ke klinik, sementara di dalam Fira sudah terus mengerang.

"Cepat, Mas!"

"Iya, ini juga udah cepet, Dek!" jawab Lian.

"Istighfar, Nduk. Jangan dibawa teriak. Tarik napas, hembuskan."

Fira mengikuti instruksi bapaknya, namun nyeri di perutnya semakin terasa. Hingga sepuluh menit kemudian, mereka sampai di klinik.

"Mbak, jangan tutup dulu!" teriak Lian sambil turun dari mobil karena melihat klinik itu akan ditutup.

"Tapi, Pak, ini sudah malam. Waktunya tutup."

"Tolong panggilin bidannya, Mbak. Istri saya mau melahirkan. Darahnya udah keluar."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status