Share

Bab 42

Pulang dari rumah Mama mertua saat itu, perasaanku tak menentu. Aku jadi cepat marah, cepat tersinggung. Mas Lian pun lebih memilih diam daripada mendengar omelanku.

"Fira, beli!"

Mendengar suara itu, rasanya ingin sekai kulempar tutup panci tepat di wajahnya. Aku keluar dengan malas.

"Apa, Bu?"

"Beli mie instan dua sama telur setengah kilo," ucap Bu Romlah.

Aku pun mengambilkan pesanannya tanpa banyak tanya. Sepertinya, Bu Romlah ini selain tukang gosip juga tebal muka. Entah karena dia mengira aku tak mendengar pembicaraan mereka, atau karena ia memang tak peduli.

"Berapa, Fir?"

"Enam belas ribu," jawabku.

Bu Romlah menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan, lalu kuserahkan kembaliannya.

"Kamu kenapa, Fir?"

"Apanya?"

"Kenapa mukamu sepet banget gitu sama aku?"

Aku mengembuskan napas panjang. Jadi benar, Bu Romlah memang tak mengira bahwa aku telah mendengar obrolan mereka kemarin.

"Gapapa. Lagi dapet!" jawabku singkat.

"Walah, dapet mulu."

Mendengar ucapannya, sontak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status