Share

Bab 34

Esok hari.

Selesai menyapu, aku menyerbu tukang sayur bersama ibu-ibu yang lain. Seperti biasa, tidak ada ceritanya belanja tanpa ghibah dulu. Saat sedang asyik bercerita, Mbak Ambar tiba-tiba sudah ada di sampingku.

"Masak rendang aja, Fir. Rendang buatanmu kan enak," ucapnya sambil menguap.

Astaghfirullah, ini bau mulut orang, apa bau selokan? Kulihat ibu-ibu yang lain pun menutup hidung dan risih dengan kedatangan Mbak Ambar. Untungnya, setelah mengatakan itu ia segera masuk ke dalam rumah lagi.

"Siapa itu, Fir?" tanya Bu Romlah.

"Kakak ipar, Bu."

"Kok kelakuannya gitu? Itu mulut pasti isinya sampah, bau banget," ucap Bu Romlah.

Aku hanya menggaruk kepala, bingung mau menjawab apa. Wajar jika orang-orang sini tak kenal dengan Mbak Ambar karena mereka baru tiga kali ini berkunjung ke sini. Itupun di dalam rumah terus ketika berkunjung.

Saat memasak, aku mendengar suara orang yang memanggil. Rupanya Bu Naima. Cih, mau apa dia ke sini?

"Apa, Bu?"

"Ambilin micin, Fir. Nih, ua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status