Share

Bab 27

[Bu, ini Mang Maman. Maaf, kalau terlambat memberitahu ini. Beberapa hari lalu, Pak Helmi datang ke sini. Saat itu, saya baru saja menjual manggis ke pengepul. Jumlahnya lima juta rupiah, tapi Pak Helmi tahu dan membawanya tiga juta. Hari ini pun sama, dia membawa hasil dua juta lima ratus dan pergi begitu saja.]

Mataku hampir saja terlepas saat membaca pesan dari orang kepercayaanku itu. Mas Helmi, kapan tobatnya, sih?

"Kamu kenapa melotot-melotot gitu, Dek?"

"Mas, baca ini! Bisa bangkrut aku kalau benalu itu terus mengganggu!" ucapku berapi-api.

"Benalu?"

Mas Lian buru-buru mengambil ponsel dan membacanya. Rahangnya mengeras, sungguh aku sangat takut melihat penampakan Mas Lian saat ini.

"Kakakmu benar-benar gila, Dek! Aku sudah cukup sabar karena selalu saja disindir dan bahkan dihina. Tapi jika kelakuannya begini, aku tak bisa tinggal diam. Saudaramu ada tiga, tapi cuma dia yang banyak tingkahnya!"

Aku hanya diam saja, memberi ruang untuk suamiku mengeluarkan unek-uneknya. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status