Share

Bab 42 : Tidur di Pelukannya

Sekitar sepuluh menit kemudian, aku mendengar suara napas yang teratur dari Steven di pucuk kepalaku. Sepertinya dia sudah mulai lelap.

Sementara aku, aku masih belum bisa tidur walau mataku terpejam di dadanya yang bidang. Pikiranku melanglang buana ke mana-mana.

Teringat lagi dengan Bang Rizal. Dulu pernah kami tidur dalam posisi seperti ini. Waktu pertama-tama menikah. Ketika kami selesai melakukan ritual intim suami-istri.

Ah ... sama sekali aku tidak pernah berpikir akan merasakan hal ini lagi. Namun, dengan pria yang berbeda. Bahkan pria itu bukan orang sembarangan. Dia Steven Arnold. Tuan tanah di desa kami.

Sempat ada harapan hidup bersama dengan Mas Wahyu. Namun, belum sempat aku berpikiran lebih jauh, justru Steven-lah yang mengalihkan semuanya.

Ya, Rabb, aku harap ini adalah pernikahanku yang terakhir. Aku sangat-sangat berharap Steven bisa berubah menjadi lelaki yang baik. Tidak jahat dan semena-mena seperti saat ini.

Tapi, tapi apakah bisa? Apakah tidak muluk-muluk aku b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status