Share

Bab 48 : Meminta Izin

"Baik, Mom." Aku menganggukkan kepala.

Aku baru ingat, Steven 'kan, pemarah. Walau selama tiga hari ini dia sangat baik kepadaku, belum tentu akan seterusnya.

Aku tidak mau memancing kemarahannya. Entahlah ... masih ada rasa segan dan takut terhadap pria tersebut, walaupun kami sudah resmi menjadi suami-istri.

Aku khawatir jika ia marah, akan berimbas pada segala fasilitas yang ia berikan untuk membantu keluargaku. Bahkan bisa lebih dari itu. Ia tentu mampu menghancurkan keluargaku. Jangan sampai terjadi.

Sehabis sarapan bersama Mommy, aku pun masuk ke dalam kamar. Kulihat ponsel baruku yang tergeletak di atas nakas. Hmm ... bagaimana ngomongnya? Kira-kira Steve ngizinin apa nggak ya?

Ragu-ragu aku meraih telepon genggamku, lalu jari pun mulai mencari nama Steven di sana. Kemudian akhirnya kucoba saja menghubungi pria yang kini berstatus sebagai suamiku itu.

"Hallo," sapanya dengan suara khasnya yang berat dan datar.


Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status