Share

43. Pria Sopan dan Penuh Perhatian

Serina menemukan mata cokelat yang menatapnya hangat. Untuk pertama kalinya sejak lima tahun, ada pria yang mendekapnya dengan perasaan cemas, bukan karena gairah.

Kendati napasnya berlarian, Serina merasa tenang begitu saja. Apa ini? Mengapa dirinya bisa merasakan ketenangan dan kenyamanan bersama seorang pria?

“Tenanglah, Serina … aku ada di sini.”

Suara yang dalam, lembut, dan membuai itu menarik Serina sepenuhnya dari ketidaksadarannya. Ia berhenti berdelusi. Ia berhenti ketakutan.

Ia membiarkan dirinya lengah. Didekapnya lelaki itu lebih erat lagi. Dia sandarkan kepalanya pada bahu yang lebar itu. Rasa aman yang dia dapatkan menghadirkan kerut tidak suka pada dahi Serina.

Mengapa ia harus merasakan semua perasaan itu pada lelaki ini?

“Tak apa, Serina. Itu hanya mimpi.”

Sayangnya Serina tidak sedang bermimpi. Saat ia membuka mata, langit-langit putih dari kamar ini terjamah oleh matanya ketika tiba-tiba ia melihat wajah Ibu yang dipenuhi dendam melayang di atas tubuhnya dan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status