Share

Bab 44

"Jika sampai kau berani menyentuh wajah Hanna, maka kau akan berurusan denganku," ancamnya.

Melihat wajah suram lelaki itu, refleks Aldo menurunkan tangannya. Ia dapat merasakan kakinya yang kini lemas dan gemetar.

"Paman Hanif!" Panggil Hanna begitu lelaki paruh baya itu menghentikan langkah di dekatnya.

"Maaf, paman membuatmu menunggu lama di sini, nak."

"Oom ... Om Hanif!?" Suara Aldo terdengar gemetaran.

Aldo memandang lemah lelaki paruh baya itu. Ia tak menyangka jika sosok yang selama ini membuatnya segan, ada di sini. Lelaki itu merutuki kebodohannya karena sempat terpancing emosi tadi.

Siapapun yang mengenal Hanif akan tahu, jika lelaki paruh baya itu tidak bisa dianggap remeh. Adik lelaki dari mendiang ayah mertuanya itu kini membuat keberaniannya sedikit menciut. Sosok yang menjadi wali nikah Hanna kala itu memang memiliki postur tubuh dan latar belakang yang membuat orang tidak bisa memandangnya sebelah mata.

Sosok dokter militer yang juga memiliki pangkat kemiliteran di p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status