Share

Buah Ngeyel A

"Mas, ayo pulang," lirihku. Lama-lama di klinik membuatku agak mual, bau menyengat obat-obatan di ruangan ini sangat menggangu penciumanku.

Mas Bayu malah duduk di kursi yang tersedia. Mukanya itu loh cemberut, ih.

"Panggilin Bude, dong! Aku mau kasih kalung ini, habis itu kita pulang, ya" pintaku manja.

"Kamu itu belum di bolehin pulang sama dokter, masih observasi. Kamu pikir luka di lengan itu sepele? Enggak, Sayang! Lukamu itu cukup serius, pendarahan nya juga lumayan, udah disini dulu tunggu dokter kasih ijin." Mas Bayu membuang muka sambil bersedekap dada.

Ngambek beneran nih kayaknya My swety. Oke aku memang salah udah ngeyel.

"Mas, bilang aja sama dokternya aku nggak papa. Lagian aku udah sadar 'kan."

"Pokoknya nanti. Titik!"

Ih, Mas Bayu mulai deh. Aduh, sakitnya lumayan nih tangan. Mana darahnya nembus perban lagi. Kulihat tangan yang diperban ini sambil meringis merinding melihat darah.

"Tuh liat, rembesan darahnya masih ada 'kan? Bentar Mas panggil suster dulu." Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status