The King Of Denver (INDONESIA)의 모든 챕터: 챕터 101 - 챕터 110
130 챕터
BAB 100
“Apa kau ingin aku menunggumu?” tanya Rey ketika dia mengantarkan Mia ke Deli.Wanita itu menggelengkan kepala, menandakan hal tersebut tidak perlu.“Pergilah, aku tahu kau memiliki banyak pekerjaan,” ucapnya sembari melirik ke arah pintu masuk restaurant tempat dia bekerja dulu. “Dan ada banyak orang yang akan menjagaku di dalam sana, bila memang itu yang kau khawatirkan.”Bukannya pergi seperti yang Mia minta, Rey hanya menatapnya tanpa berkata-kata, sehingga suasana terasa canggung dan membuat wanita itu akhirnya berdehem sembari menundukkan kepala.“Aku sudah mengenal kota ini bertahun-tahun, begitu pula dengan orang-orangnya. Jadi, tidak ada yang perlu kau takutkan.”Setelah mengatakan itu, Mia pun mengangkat kepalanya, namun Rey masih memasang ekspresi sama; datar.Karena tahu dia tidak akan bisa lepas dengan mudah dari pria di hadapannya, wanita itu pun menghela napas dan mengatakan; &ld
더 보기
BAB 101
“Coba ulangi lagi?” tanya Dorothy, mantan teman kerja Mia di Deli.Mata wanita itu membulat, seolah kedua bola matanya hendak menggelinding dari soket yang membuat Mia menjadi gugup karena reaksi temannya itu setelah dia mengatakan suatu hal … pribadi.“Yang mana?” tanya Mia ragu-ragu.Melihat sikap wanita di hadapannya yang seolah pura-pura tidak tahu, tiba-tiba saja Dorothy menepuk meja dengan keras hingga menerbangkan gelas minuman mereka ke udara, tidak sengaja mengagetkan Anne yang merupakan pegawai baru di Deli beserta Ruella, salah satu pelanggan setia restaurant itu.Untungnya restaurant hanya beroperasi setengah hari, disebabkan Deli sedang kekurangan crew.Hal itu karena Matt ingin ke luar kota untuk sebuah urusan, sedangkan satu pegawai sedang izin cuti, sementara satu lainnya masuk rumah sakit karena flu berat dan satunya bolos. Yang tersisa hanya Anne dan satu pegawai lainnya. Sehingga pria itu memutuskan
더 보기
BAB 102
Setelah tangis Mia berhenti, para wanita-wanita itu pun diam kembali. Mereka memberi gadis itu waktu untuk menenangkan diri. Dan hanya suara cegukan yang masih terdengar.“Lebih baik kita bicarakan hal lain,” ucap Ruella yang langsung mendapat persetujuan dari dua wanita lainnya.“Kau benar,” gumam Dorothy dan melanjutkan; “Jadi, bagaimana rencanamu untuk ke depannya?”Seketika ruangan itu berubah hening, sedangkan semua mata tertuju pada Mia kembali.Wanita itu menggeleng pelan, menandakan dia juga tidak tahu harus melakukan apa setelah ini. Karena semua hal terjadi secara tiba-tiba.Kepergiannya ke Blueberry juga keputusan yang Mia ambil secara buru-buru, karena hanya ini tempat yang dia tahu.“Mungkin … aku akan tinggal di Blueberry dan bekerja di Deli kembali,” jawabnya dengan suara pelan. Terdengar tidak yakin akan perkataannya barusan. Sementara itu, tangannya saling meremas gelisa
더 보기
BAB 103
Mia berjalan pelan saat keluar dari restaurant. Dia mengedarkan pandangan ke seluruh halaman parkiran dan menemukan keberadaan Rey yang menyandar pada pintu mobil. Anne yang sejak tadi mengikuti dari belakang pun ikut berhenti.Keduanya melihat ke arah Rey yang diam menunggu dengan pandangan tertuju ke arah keduanya.“Apa itu suamimu?” tanya Ruella yang menyusul sampai ke pintu.Kini, ada tiga pasang mata yang menatap Rey di waktu bersamaan.“Bukan,” jawab Mia sembari berjalan jauh ke depan. “Dia adalah teman dari suamiku.”“Wah, tadinya kupikir suamimu menyusul ke sini.”Perkataan Ruella tersebut membuat langkah Mia nyaris terhenti. Namun, dia menutupinya dan berjalan normal kembali.Setelah dihitung-hitung, ini sudah lewat tiga hari.Meski pun dia tidak ingin Jaxon menyusul ke sana, tetapi bukan berarti jauh di dalam lubuk hati dia tidak mengharapkan kehadirannya. Bukankah, deng
더 보기
BAB 104
Jaxon menatap ke luar jendela. Dia sudah melakukan itu sejak beberapa jam yang lalu, membuat beberapa temannya yang berada di sekitar menjadi khawatir, namun mereka memilih untuk membiarkannya tenggelam dalam pikiran sendiri.“Tidak apa-apakah bila dia terus seperti itu?” tanya Gavin yang duduk di sofa dengan kartu remi di tangan.Nicko hanya mengangkat kepalanya sebentar, sebelum akhirnya memusatkan perhatian kembali pada permainan di atas meja.“Mmm … mmm …,” gumamnya pelan.Gideon yang tidak ikut dalam permainan juga melakukan hal yang sama, sehingga Gavin pun mencoba untuk tidak terlalu memikirkan keadaan sahabatnya itu.“Aku tidak pernah melihat dia seperti ini,” ucap Danny tiba-tiba yang membuat Gavin kembali menatap ke arah Jaxon.Kini, sahabatnya itu berjalan menuju rak buku dengan jemari menyentuh setiap judul yang bersusun di depan mata. Pembawannya mungkin tampak tenang, tapi lima
더 보기
BAB 105
Restauran Deli tampak sepi siang itu, sehingga Anne memilih untuk mengambil waktu istirahat selama setengah jam. Dia baru saja selesai membereskan konter saat tiba-tiba Mia masuk ke dalam dengan tatapan gelisah.Mendapati itu, Anne pun melambai rendah yang membuat Mia senyum seketika. Untuk sesaat wajahnya menjadi lebih rileks.“Hay,” sapa Mia sembari melangkah ke dalam dan mendekati konter di mana Anne berdiri di baliknya.“Apa kau ingin makan siang?” tanya Anne dengan nada antusias. Entah mengapa, dia sangat senang melihat Mia di sekitar.Sejak kedatangan Mia ke Blueberry, dia sering membantu Anne yang kesulitan ekonomi. Bahkan, pekerjaannya sebagai pelayan di Deli adalah menggantikan posisi Mia yang pergi ke Denver. Rasanya, wanita itu sudah cukup banyak membantu.Mia yang mendengar pertanyaan Anne hanya menggeleng pelan.“Aku ingin duduk di sini saja,” ucap Mia sembari menunjuk salah satu meja.
더 보기
BAB 106
Sehari Sebelumnya.“Apa kau sudah memikirkan langkah yang akan kau lakukan?” tanya Nicko di tengah-tengah meja makan.Seketika semua orang berhenti mengunyah, dan mereka melihat ke arahnya secara serentak.“Hey, kau bertanya pada siapa?” tanya Gavin dengan wajah kebingungan.Nicko menyeka mulutnya menggunakan serbet, sebelum akhirnya dia menatap ke arah Jaxon yang melanjutkan suapan. Sama sekali tidak peduli dengan interupsi barusan. Bahkan, pria itu makan dua kali lebih banyak dari biasa. Membuat beberapa teman-temannya was-was, karena itu artinya Jaxon sedang mengumpulkan tenaga untuk memukul mereka satu per satu.Kejadian kemarin saja sudah cukup membuat Danny, Connor, dan Gavin nyaris dilarikan ke rumah sakit. Itu sebabnya masing-masing wajah rupawan anggota Red Cage itu dipenuhi perban.Hampir saja Danny memakai kruk andai saja Jaxon tidak dihentikan oleh Nicko. Begitu pula Connor yang kesulitan
더 보기
BAB 107
Saat Ini.Jantung Mia berdetak keras begitu bunga mawar yang berada tepat di hadapannya bergeser dan memunculkan sosok laki-laki yang menjungkir balikkan hidupnya beberapa hari ini.Penampilan pria itu sama seperti sebelum-sebelumnya. Jas hitam melekat di tubuh dengan dasi sama hitamnya, rambut seperti tinta dan manik mata segelap malam. Namun, yang berbeda hanyalah kantung mata yang terlihat menggelayut, tetapi tidak sedikit pun mengurangi wajah rupawannya yang mengesankan.Dan dengan tatapan lembut penuh perasaan yang hendak tumpah, Jaxon memandang Mia lekat-lekat.“Dolcezza,” bisik pria itu sembari mendekat bersama buket mawar dalam genggaman.Dia tampak gugup.Pemandangan yang sangat asing dari sosok kuat dan tegasnya selama ini, membuat Mia mengedipkan mata beberapa kali untuk memastikan bahwa pria yang berdiri di hadapan benar adalah suaminya, Jaxon Bradwood.“Apa yang …” Ucapan Mi
더 보기
BAB 108
Lama Mia memandangi buket mawar yang berada dalam pelukan. Dia bahkan tidak henti-hentinya membaui setiap kelopak mawar yang mekar. Bahkan, tangannya sesekali mengusap lembut setiap tangkai demi tangkai mawar yang sangat indah dengan warna merah menyala di bawah terpaan sinar mentari.Rey yang sejak tadi memerhatikan setiap kegiatan Mia dari luar restaurant akhirnya tidak tahan untuk berdiam saja. Dia pun mengabadikan momen-momen tersebut melalui kamera ponsel, lalu mengirimkannya ke grup.AllOfYouAreLiar: Misi berhasil, Brothers.Seketika, dia mendapat jawaban secara bertubi-tubi dari penghuni grup yang selalu tidak sabar mendapat berita terbaru.HusbandMaterial: *Emoticon Smirk* That’s My Wife.Melihat nama Jaxon yang telah berganti dari NotHusbandMaterial menjadi HusbandMaterial, Rey pun terkekeh pelan. Dia tidak mengira temannya itu akan dengan cepat mengganti nama aliasnya.Setelah puas mengganggu para penghuni grup, Rey pun memas
더 보기
BAB 109
Pagi itu, Mia hanya memandangi buket bunga yang terletak di dalam kamarnya berlama-lama. Dia tampak enggan beranjak dan hanya duduk diam memperhatikan rangkaian mawar di meja.Kegiatan itu dia lakukan selama beberapa waktu, sampai pada akhirnya terdengar ketukan dari luar pintu yang Mia yakini pelakunya adalah Rey.Selama beberapa hari tinggal bersama pria itu, Mia dapat melihat kesedihan yang menyelimutinya, namun pria itu tutupi dengan rapi.Hal itu membuat mata Mia sedikit terbuka, bahwa pria paling ditakuti sekali pun tampaknya memiliki sesuatu yang disimpan sendiri. Mereka memiliki beban masing-masing, yang membuat Mia bertanya-tanya, mungkinkah Jaxon juga merasakan apa yang dirasakannya saat ini?Melihat kantung matanya yang bagai panda saat pertemuan kemarin, rasa bersalah perlahan memakan kesadaran Mia, membuatnya membenamkan kepala di antara paha sembari membayangkan masa depan mereka. Terutama, ada satu nyawa yang akan hadir dalam pernikahan ini
더 보기
이전
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status