All Chapters of Finding Nami ( INDONESIA ) : Chapter 61 - Chapter 70
147 Chapters
61. Rencana Baru
Doni mondar-mandir dari tadi setelah mendapat ancaman dari Amanda. Tampaknya Amanda tidak main-main karena dua hari setelah pengancaman. Amanda menarik dua puluh lima persen saham yang berada di Oliver Grup, perusahaan milik James. Sedangkan nomor ponsel James tidak dapat dihubungi. Doni sudah mengirimkan berita tersebut lewat email, tapi sepertinya James belum membukanya karena hingga detik ini tidak ada telepon dari James.Doni makin khawatir karena Amanda kembali mengancam. Baru saja Amanda menelepon Doni akan menarik dua puluh lima persen sahamnya lagi jika dua hari mendatang James belum juga menghubunginya."Sial," gumam Doni yang tidak bisa konsentrasi bekerja karena masalah ini."Pak Doni," panggil Dela yang sedari tadi memperhatikan Doni yang sedang gelisah."Ada apa, Del?""Pak James ….""Nomor teleponnya tidak dapat dihubungi.""Benar, ya, dia sedang jatuh cinta?" tanya Dela yang mencoba mengorek keterangan dari Doni."Entahlah," Doni menjambak rambutnya."Bagaimana jika and
Read more
62. Dia Kembali
Nami sebenarnya juga tidak bisa tidur, ia berkali-kali melihat ponselnya. Pesan-pesan dari James ditatapnya tanpa berkedip. Ia bisa membaca sekilas isi pop up pesan yang muncul di layar ponselnya. Nami juga bingung dengan keinginannya. Ia merasa nyaman di sisi James. Kekesalannya karena permintaan James hanya salah satu bentuk protes dari lubuk hatinya jika ia menyukai James. Awalnya dia tertarik dengan ketampanan James. Kenyataan bahwa James baru putus cinta membuat Nami semakin bersimpati padanya. Namun Nami tidak mau jika harus berpura-pura menjadi mantan pacar James. Nami kesal, ia tidak suka dan mungkin juga karena rasa cemburu."Astaga …." Nami memukul kepalanya yang dirasa tidak waras. Hanya beberapa minggu kenal dengan James sudah merasa cemburu. Padahal James hanya menjadikannya seorang teman karena kesepian."Sadar diri, Nami. Seorang gadis dari pulau kecil tanpa ingatan bermimpi bersanding dengan seorang pengusaha muda yang charming dan tampan seperti James? Mimpi," keluh
Read more
63. Takeshi Sato
Nami heran kenapa Takeshi bisa berada di pantai ini sekarang. Padahal tugasnya masih mengharuskan ia untuk berada di Eropa selama enam bulan mendatang. Nami segera berdiri. "Nathan.""Aku ingin memelukmu." Nathan membentangkan kedua tangannya.Nami tidak bergerak dan masih berdiri kaku di tempat semula."Ck, aku merindukanmu." Takeshi akhirnya mengalah. Ia maju mendekati Nami lalu memeluknya erat.James yang menyaksikan kejadian tersebut mengetatkan rahangnya. Ia yang masih duduk di atas pasir, mencengkram pasir itu dengan kuat. Rencananya belum berhasil tapi orang yang berpotensi untuk mengganggunya telah datang. 'Sial,' umpat James dalam hati.Takeshi tahu jika laki-laki yang sedang duduk di atas pasir itu adalah James. Laki-laki yang akan jadi rivalnya. Laki-laki yang hampir menikah dengan Nami. Dan mungkin saja laki-laki inilah yang menyebabkan Nami berlari di hari pernikahannya.Takeshi berpura-pura tidak melihat kehadiran James di antara mereka. Ia juga tidak bertanya kepada Na
Read more
64. Cemburu
"Kamu mau ke mana?" tanya Takeshi yang melihat Nami akan ke luar rumah."Seperti biasa, mengajar anak-anak belajar surfing.""Oh ya, aku lupa." Takeshi mengikuti Nami."Kakak mau ikut?" Nami hanya menebak asal. Hatinya tidak ingin jika Takeshi mengikutinya. Karena Nami ingin bertemu James yang ditinggalkan begitu saja di pantai."Tentu, aku cuti selama satu bulan dan akan menemanimu ke manapun kamu pergi." Takeshi sudah mengambil papan surfing yang dipegang oleh Nami."Oh, oke," Nami tidak mungkin menolak. Mereka berjalan beriringan menuju pantai. Sedangkan dari kejauhan James berdecak kesal melihat Takeshi membuntuti Nami seperti seorang bodyguards yang mengawasi tawanannya."Halo," bentak James ketika Doni yang menjawab panggilan teleponnya. Rasa kesalnya ia tumpahlan kepada sang asisten."Sudah diselidiki identitas Takeshi Hirada yang sesungguhnya?" berondong James yang sudah tidak sabar untuk mengetahui informasi tentang rivalnya."Gue tidak butuh informasi yang setengah-setengah!"
Read more
65. Kamu Punya Aku
Nami hanya mengaduk-aduk makanan yang berada di piringnya. Sikap Takeshi yang super protektif membuatnya sangat kesal, bagaimana tidak? Takeshi langsung menarik tangannya setelah James mengacak rambutnya sebagai salah satu salam perpisahan. Ia melihat James sangat terkejut dan itu membuat Nami tidak nyaman."Nami, ada apa, Sayang?" Nenek palsunya Nami bertanya setelah Takeshi memberinya kode."Tidak ada, Nek." "Apakah masakan Nenek hari ini tidak enak?"Nami menggeleng lalu berusaha menelan makanan yang sudah masuk di mulutnya."Oh ya, kamu bilang ingin ke kota New York waktu itu. Bagaimana kalau minggu besok aku membawamu liburan ke sana?" Mungkin dengan cara ini Takeshi bisa menjauhkan Nami dari James."Lupakan saja, Kak. Aku tidak bisa meninggalkan anak-anak yang sedang belajar surfing." dusta Nami. Padahal ia tidak bisa mrninggalkan Kames sendirian. "Hanya untuk satu minggu, itu tidak akan membuat mereka lupa akan caranya bersurfing." ucap Takeshi."Tidak, untuk saat ini aku tida
Read more
66. Di Antara Dua Laki-laki
James kemudian menggenggam tangan Nami."Aku akan menjagamu di sana. Jangan khawatir, kamu tidak akan kekurangan atau sendirian.""K-kak Oliver, tapi…""Shh," James meletakkan satu telunjuk di depan bibir Nami."Kita hanya teman biasa, aku tidak bisa menerima kebaikanmu." gumam Nami lirih."Aku tidak mendengarnya," James pura-pura tidak mendengar apa yang baru dikatakan oleh Nami."Emm … tidak ada.""Sekarang kita teman biasa, mungkin nanti ada hubungan yang spesial di antara kita."Pipi Nami memerah, ia lalu memalingkan mukanya."Hei," James menggoyangkan tangan Nami yang berada di genggamannya."Gombal," Nami melepas tangannya dari genggaman tangan James lalu berjalan menjauhinya."Kamu tidak percaya padaku?""Aku tidak yakin jika Kakak sudah bisa melupakan mantan kekasih Kakak." sanggah Nami."Aku …." James ragu untuk mengatakan sudah melupakan mantan pacarnya."Jangan bilang Kakak adalah laki-laki yang tidak setia." tebak Nami."Aku," James tertawa sambil menunjuk dirinya."Siapa
Read more
67. Piknik Bersama
Nami menatap Takeshi dengan pandangan memohon."Bukan hakmu untuk melarang Nami." ucap James yang tidak melepaskan tangan Nami."Kak Oliver," Nami menoleh kepada James."Dia hanya sepupumu, Nami. Dia tidak berhak mengatur kehidupanmu. Kamu sudah dewasa, Ikuti kata hatimu."Nami mengerjap, lalu menatap wajah James."Ini demi kebaikanmu, Nami. Percayalah padaku," Takeshi tidak mau kalah.Nami menghela napasnya. "Beri tahu aku alasan apa yang mengharuskan aku untuk menjauhi Kak Oliver?"Takeshi dan James terkejut. Mereka saling berpandangan. Tidak disangka jika Nami akan bertanya sekritis itu."Aku tahu semua tentangnya. Dengarkan aku, dia laki-laki yang tidak baik.""Bohong," Nami mendengkus. "Kakak belum pernah bertemu dengannya. Tapi Kakak tahu tentangnya."James tersenyum karena Nami mau membelanya."Nami, aku sepupumu. Aku melarangmu karena ingin melindungimu.""Aku sepupu Kakak dan bukan kekasih Kakak.Tapi Kakak bertingkah seolah aku adalah kekasih Kakak. Melarangku berdekatan deng
Read more
68. Ikut dengan Kakak
James mencium bibir Nami dalam. Menyesapnya hingga bibir mungil itu seluruhnya masuk ke dalam mulut James.Nami terkesiap saat James memegang tengkuknya lalu menciumnya dalam. Ia tidak menolak maupun menyambutnya. Kedua tangannya mencengkram lengan James. Hatinya berdebar kencang saat James menghisap bibirnya lalu mulutnya berada di dalam mulut James.James melepaskan bibir Nami untuk memberikan kesempatan bernapas. Keduanya berpandangan dan James tersenyum lebar saat melihat pipi Nami yang memerah.James kembali mencium bibir Nami. Tidak memberikan Nami kesempatan untuk mendorong tubuhnya agar pelukan mereka terlepas. Kali ini James menciumnya dengan lembut, perlahan dan penuh kehati-hatian. James ingin memberikan kenangan yang indah di ingatan Nami."K-kenapa kau menciumku?" tanya Nami saat James mengakhiri ciumannya."A… aku menyukaimu.""Tidak mungkin," Nami mendorong dada James untuk menjauh darinya."Aku serius, Nami." James ingin segera menjauhkan Nami dari Takeshi."Aku tida
Read more
69. Penghalang
"Benarkah?" Mata James berbinar mendengar kata-kata Nami."Ehm," Nami mengangguk. "Aku akan mencari tahu, apakah kita punya sesuatu kesamaan yang bisa menyatukan hati kita." ucap Nami tanpa ragu."Nami," James mendekati Nami lalu memeluknya erat. Ia lalu mencium kepala, dahi, pipi dan berakhir di bibir Nami. Ciuman singkat yang sebenarnya James ingin berbuat lebih. Namun ia akan menahan sebentar keinginan untuk menyentuh Nami lebih lìar. Semuanya harus dilakukannya secara hati-hati. Jangan sampai Nami mengetahui niat buruknya atau Nami akan meninggalkannya untuk yang kedua kalinya."Jangan menciumiku di tempat terbuka, malu dilihat orang lain." Nami mengerucutkan bibirnya."Oke, maafkan aku. Aku hanya terlalu bahagia. Tidak menyangka kamu akan mengambil keputusan secepat ini." Senyuman kemenangan tidak lekat dari bibirnya James."Aku pikir, lebih cepat lebih baik. Itu semua demi kebaikanku." ucap Nami dengan pipi yang sudah memerah."Benar, semua demi kebaikanmu." James ingun berteriak
Read more
70. Kebimbangan Hati Nami
"Nami," James memeluk Nami saat mereka bertemu di sebuah kafe."Baru semalam kita berpisah, aku sudah merindukanmu.""Kak Oliver.""Duduklah, kamu mau pesan apa?" James melihat-lihat menu di buku menu."Tidak usah.""Kamu pasti belum sarapan sehingga terlihat lemas.""Permisi," James melambaikan tangannya memanggil pelayan."Ya Tuan, ada yang bisa saya bantu?""Saya ingin pesan paket A dua porsi. Tambah salad sayur, minumnya yang satu diganti jus lemon." James tidak mendengarkan penolakan Nami."Terima kasih atas pesanannya, Tuan. Kami akan segera memproses pesanan anda." Setelah mencatat pesanan James,pelayan kafe itu mengambil buku menu yang berada di meja."Apakah kamu butuh koper? Aku akan membelikannya untukmu. Tidak usah membawa banyak barang, jika kurang kamu bisa membelinya di Indonesia nanti. Pilih yang kamu mau, aku yang akan membayarnya."James meneguk segelas air putih sampai habis. Ia lalu menarik kedua tangannya Nami, "tanganmu dingin, lain kali pakai pakaian yang lebih t
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status