All Chapters of Istri Pengganti (Journey Of Love): Chapter 31 - Chapter 40
45 Chapters
31. Kekhawatiran Kayla
Sudah dua hari semenjak aku di rawat. Rasanya sangat membosankan berada di sini dan hanya berbaring seperti orang penyakitan. Sementara keadaanku bahkan sehat wal afiat.Aku tak habis pikir dengan sikap Mas Adit yang semakin aneh setiap harinya. Belum lagi masalah Dimas yang tiba-tiba selalu mengikutiku ke mana pun aku pergi. Terlebih setelah pembicaraan kami kemarin. Semakin menambah kecurigaanku mengenai hal yang sedang di sembunyikan Mas Adit. Ingatanku berputar pada kejadian kemarin."Mas ingin kamu tinggal di pesantren Ustaz Fredrik setelah keluar dari sini. Mas akan membicarakan ini dengan Adiba dan ayahnya besok." Aku terdiam dan menatap Mas Adit bingung. Apa maksudnya dia bicara seperti itu?"Pesantern Ustaz Fredrik? Berarti rumah Kak Adiba?" tanyaku memastikan. Barangkali yang dimaksud orang lain. Mas Adit hanya menjawab pertanyaan tadi dengan anggukan kecil. Sambil memainkan rambutku dan sesekali merapikannya.
Read more
32. Kita Akan Baik, Jika Selalu Bersama
Mobil yang ku naikin bersama Kak Adiba melaju meninggalkan rumah sakit. Aku terus melafalkan istighfar melihat betapa macetnya Jakarta siang ini. Tak ada celah untuk mobil bergerak sedikit saja, sementara waktu yang kumiliki tak banyak. Mengingat Mas Adit mungkin saja sedang kesusahan menangani para pendemo itu. "Astaghfirallah, ayo lah, Kak! Apa kita nggak bisa menyalip?" Seruku frustrasi. "Sabar, Kay. Kamu kan lihat mobil di depan nggak bergerak dari tadi," jawab Adiba sambil membunyikan klakson, "Kamu yang tenang. Sebentar lagi kita sampai kok," sambungnya, berusaha membuat aku tak panik. Aku menghembuskan napas lelah mendengar ucapan itu. Ini sudah dua jam semenjak kami pergi dari rumah sakit. Perjuanganku mengecoh Dimas dan para anak buahnya juga lumayan sulit. Kenapa mesti terjebak di sini juga. Aku teringat kejadian di rumah sakit tadi. Setelah Dimas Pergi, aku meminta bantuan
Read more
33. Klarifikasi
Setelah terjadi kegaduhan di kantor akibat kedatanganku, aku gegas menemui mereka di depan gerbang untuk melakukan wawancara dengan beberapa wartawan. Kami memutuskan mengadakan konfrensi pers hari ini juga guna meredam opini publik yang terlanjur keliru.Aku menarik napas dalam, mengamati beberapa orang di depan sana. Ada perwakilan dari keluarga korban, dan perwakilan dari masyarakat sekitar daerah pertambangan.Negosiasi dengan mereka berjalan alot, karena ada beberapa orang yang terus saja memprofokasi. Mas Adit duduk di sebelah kananku, sementara Abi di sebelah kiri. Ada Om Jatmiko, Dimas, pengacara keluarga, dan beberapa petinggi perusahaan, beserta wartawan yang sengaja kami izinkan masuk.Pertemuan di adakan di lounge atau gathering yang cukup luas. Dengan sebuah jendela besar terdapat di samping kiri. Mungkin jika ke adaanya tak seperti sekarang, aku akan berdecak kagum menikmati pemanda
Read more
34. Lombok
Aku terbangun dari tidur saat jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Kami sampai di resort ini sekitar tengah malam. Karena terlebih dulu berjalan-jalan di Bali. Kulirik Kayla yang masih terlelap di sampingku dengan selimut yang membalut tubuhnya.Dia pasti sangat lelah hingga tidur sepulas itu. Aku memutuskan tak membangunkan dia. Setelah mengecup keningnya, aku beranjak ke kamar mandi dan mengambil wudu. SSetelahselesai salat malam dan salat subuh, aku keluar untuk menanti matahari terbit. Resort ini termasuk jaringan bisnis keluarga Kaffi.Dengan lanskap tropis yang tenang di sekelilingnya. Sebenarnya penginapan ini lebih bisa disebut camp, karena menawarkan pondok-pondok pantai dengan balkon pribadi yang menyuguhkan pemandangan laut. Berkonsep back to natur, dengan suasana pedesaan khas Lombok. Akomodasiini berjarak tiga kilo meter dari Tanjung Ringgit. Layanan antar-jemput bandara satu ara
Read more
35. Seseorang Dari Masalalu
Seorang pria paruh baya terlihat duduk di kursi kebesaran, sembari menyilangkan kaki dia menyunggingkan senyum sinis. Sementara tangan kanannya memegang cerutu, sesekali menghisapnya. Tatatapan dingin yang dia arahkan semakin membuat anak buah di depannya terlihat takut.Pria itu bangkit, menghampiri si anak buah, kemudian mengepulkan asap dari cerutu yang dihisap. Wajah tanpa ekspresi itu justru membuat laki-laki di depannya memasang sikap waspada.Dan benar saja, Dia melayangkan bogem mentah pada perut sang anak buah setelahnya. Belum puas sampai di sana, bahkan setelah melihat orang di depan tersungkur, dia kembali menendangnya, hingga terdengar suara rintih kesakitan."Dasar bodoh! Hanya kuperintah membereskan seorang saja kalian tak becus!" hardik pria itu."Ma-maafkan saya, Bos. Saya tidak tahu jika para polisi yang berjaga itu telah mengintai kami.""Apa gunanya kalian kubayar. Jika
Read more
36. Lost
Adit berjalan dengan gontai memasuki rumah. Laki-laki itu terlihat sangat berantakan, rambut acak-acakan, serta bulu-bulu halus di dagunya dibiarkan memanjang. Ditambah kantung matanya yang terlihat menghitam, menambah daftar jika dia sudah pantas disebut manusia gua.Jangan tanyakan tingkat kewarasannya, karena beruntung sekali laki-laki itu memiliki pertahanan diri yang kuat agar tetap terjaga. Meski selama empat hari ini dia kurang istirahat.Ya, sudah empat hari ini dia dan Dimas berusaha mencari keberadaan Kayla di seluruh penjuru Jakarta dan juga sekitarnya. Tapi hasilnya nihil, Kayla tak ditemukan.Adit mulai dihantui rasa takut. Dia memejamkan matanya mencoba menggapai bayangan Kayla yang terus menari-nari dalam benaknya. Lalu menyapu pandangan ke penjuru rumah. Tempat dulu dia dan Kayla selalu menghabiskan waktu, bahkan di wastafel tempatnya berdiri, semua terlihat bayangan Kayla.Adit mulai terta
Read more
37. Pengorbanan Adit
Beberapa jam sebelumnya. Danu menatap Kayla dengan wajah merah padam karena menahan amarah. Wanita di depannya benar-benar tak memiliki rasa takut sedikit pun dengan ancaman pria tua itu. Dia bahkan masih saja mengarahkan mata coklatnya dengan berani meski berkali-kali pria itu memukulnya."Jadi, kau benar-benar tak mau menyembah di kakiku dan meminta ampun?" tanya Danu untuk yang terakhir kali."Cih! Jangan mimpi! Aku tak sudi meminta ampun pada manusia bejat sepertimu! Memang kau ini siapa?! Setelah apa yang kau lakukan pada Nazwa, kau berhak untuk sebuah hukuman!""Dasar jalang sialan!" Danu berteriak marah sambil menampar Kayla kuat-kuat, hingga ujung bibir wanita itu berdarah. Kayla bukanya merasa takut, malah semakin menyunggingkan senyum meremehkan ke arah Danu."Dengar aku, Jalang!" Danu menarik rambut Kayla, tapi wanita itu masih tak bergeming, bahkan tetap setia
Read more
38. Epilog
Kayla mengerjapkan mata, berusaha menyesuaikan diri dengan cahaya yang menembus masuk ke dalam retina. Samar-samar dilihatnya langit-langit kamar berwarna putih dengan bau obat yang sangat menyengat. Kepalanya berdenyut, tubuhnya benar-benar terasa remuk seakan baru saja ditindih batu berton-ton beratnya.Wanita yang kini terlihat pucat itu, mengernyitkan dahi, merasa bingung dengan situasi ini. Pasalnya hal terakhir yang diingatnya adalah saat dia berada di sebuah Villa dengan Danu yang menyekapnya, lalu Adit datang untuk menolong. Hingga dia mendengar suara letusan senjata api. Kayla mulai diserang rasa takut saat mengingat Adit.Menyadari mungkin saja suaminya dalam keadaan tak baik, wanita itu mencoba bangun sambil memegangi kepalanya yang masih terasa berdenyut."Mas Adit," gumam Kayla dengan suara cukup keras, hingga membuat beberapa orang yang ada di kamar itu terlonjak kaget, dan langsung menghampirinya.
Read more
39. Ekstra Part
Sudah dua bulan semenjak Adit dan Kayla keluar dari rumah sakit setelah insiden penculikan itu. Hidup mereka menjadi lebih tenang. Berita terakhirnya, Danu dijatuhi hukuman mati atas kepemilikannya mengenai pabrik narkotika dan juga kasus-kasus yang menjeratnya. Kayla dan Adit bernapas lega untuk hal yang satu ini. Kayla menghela napas lelah untuk ke sekian kalinya, berkali-kali kepalanya melirik pintu depan berharap orang yang dia telepon segera datang menjemput. Merasa lelah, wanita itu memutuskan mengirim pesan pada orang yang ditunggu. Mas dimana? jadi menjemput Kay apa tidak? Beberapa saat menunggu, pesan yang dia kirim tak kujung dibalas, Kayla kembali mengembuskan napas lelah. Benar-benar tak mengerti dengan tingkah suaminya. Pasalnya sudah sebulan ini tingkah Adit mulai aneh, setiap kali ada janji dengannya pasti berakhir tak pernah tepat waktu atau bahkan batal. Kayla mulai curiga, di memutuskan untuk menghubungi nomor suaminya saja. Beberapa saat mencoba tetap tak diangga
Read more
Imperfek Marriage (Dimas dan Adiba )
PROLOG (Spin Of JoL)Dimas tengah duduk di sebuah bangku taman rumah sakit. Laki-laki itu mengusap wajah gusar, lalu menengadahkan kepala ke atas langit, menatap bulan yang tampak bersinar terang. Malam ini langit begitu cerah, berbanding terbalik dengan hatinya. Tak sebaik yang terlihat, laki-laki bermata tajam itu mengembuskan napas berat. Sudah lima belas hari Kayla dirawat di rumah sakit setelah insiden penculikan. Dimas lega karena setelah semua berakhir, Kayla akan hidup bahagia dengan keluarga kecilnya. Lantas, bagaimana dengan dirinya? Apakah ia akan tetap seperti ini? Terus hidup dalam kesendirian dan kegelisahan?Saat pikiran laki-laki itu tengah gundah, seseorang menepuk lembut bahunya. Dimas mendengkus begitu tahu siapa gerangan yang mengganggu acara melamunnya.“Hey, Polisi Narsis! Sedang apa bengong di sini?” seru Adiba mengagetkan. “Ck! Kepo.”Jawaban singkat Dimas membuat Adiba mengerucutkan bibir. Namun, wanita yang tampak cantik dengan balutan long dress berwarna p
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status