All Chapters of Ketika Kamu Menjadi Aku: Chapter 51 - Chapter 60
125 Chapters
50. Tidak Wajar
Sebenarnya Raden sudah yakin bahwa dia akan terlalu sibuk untuk bertemu dengan Cathleen lagi. Namun entah kenapa, seperti ada sesuatu yang membuat mereka terus bertemu. Bahkan setelah sebulan berlalu sejak penandatanganan kontrak kerja sama, Raden cenderung lebih sering bertemu dengan Cathleen dibanding istrinya sendiri. Di luar kantor, mereka bisa bertemu secara kebetulan di restoran yang sama. Biasanya Cathleen yang akan menyapa duluan. Jika Raden sedang tidak bertemu siapapun di restoran tersebut, pasti wanita itu menawarkan diri untuk menemani makan. Raden yang sendirian pun akan merasa sedikit tidak enak hati untuk menolak hal tersebut. Mungkin Raden akan merasa kebetulan ini sesuatu yang wajar jika mereka hanya bertemu di luar kantor secara informal. Tapi, ketidakwajaran mulai dirasakan saat Cathleen datang ketika seseorang baru saja membatalkan janji temu dengannya. Setiap kali ditanya kenapa dia ke kantor, ada saja bahasan-bahasan yang menarik mengena
Read more
51. Makan Siang
Langkah kaki Anna terhenti ketika dia melewati dua orang dengan tanda pengenal menyebutkan nama yang sangat familiar di telinganya. "Semenjak kita bekerja sama dengan Mbak Cathleen, sepertinya Pak Raden sering makan di luar, ya?" Tentu saja ia menjadi tertarik sekaligus penasaran. Omong-omong Raden masih pemimpin perusahaan ini, kan? Memangnya boleh untuk bawahan membicarakan pemimpin mereka? Atau tidak apa-apa asalkan tidak diketahui orang yang dibicarakan? Ah, entah mana yang benar, Anna sudah terlebih dahulu menarik diri untuk menguping pembicaraan mereka secara diam-diam. Apalagi kali ini nama Cathleen disebutkan kedua kalinya. Orang yang menjadi partner bicaranya setuju dengan gagasan tersebut "Iya. Kata Handi, dia sempat lihat Pak Raden makan dengan Mbak Cathleen. Apa jangan-jangan mereka punya hubungan, ya?" Huh? Berita aneh macam apa itu? “Mungkin aja. Apalagi Pak Raden masih single. Si artis juga masih single. Mereka
Read more
52. Khawatir Dikecewakan
Raden sendiri mengakui bahwa melalui bekal yang dibuat Anna, dia tahu kemampuan memasak sang istri tidak seberapa, tetapi dia tetap memberi apresiasi atas itu. Setidaknya dia masih bisa memakan hingga habis. Sebagai ucapan yang tidak bisa diungkapkan secara langsung, Raden menekan kontak Anna untuk mengirimkan pesan. Raden: Terima kasih untuk bekal hari ini:) Masakanmu enak juga. Notifikasi pesan tersebut muncul di layar ponsel Anna, tapi dalam satu detik kemudian sudah ia hilangkan. Alih-alih membalas, Anna lebih sibuk mencari tahu lebih mengenai Cathleen. Sejak sebulan lalu ia menelusuri internet untuk sekedar mencari info biasa, Anna tidak lagi mengikuti aktris tersebut. Namun, karena ada bisik-bisik gosip yang mengusik hati, sekarang dia hendak mencari tahu semua hal mengenai Cathleen. Dari semua kehidupan personal Cathleen, Anna mengetik 'Pasangan Cathleen' di laman pencarian. Satu detik kemudian, sudah ada beberapa
Read more
53. Kata Kunci
Sesuai janji dan tempat yang diberitahu Raden, mereka tiba tepat waktu di sana. Untuk mempercepat waktu, Raden sudah sengaja memesan tempat serta menu sehingga mereka hanya perlu menunggu makanan tersebut siap tanpa menghabiskan waktu memilih makanan lagi. "Tenang saja, aku sudah memesankan makanan yang akan pas di lidahmu." "Oke," sahut Anna dengan cuek. Raden yang masih belum memahami situasinya melemparkan senyum tidak begitu lebar, tapi juga keluar tanpa paksaan. Dia hanya senang--entah kenapa dia merasa seperti ini--melihat Anna duduk di hadapannya lagi. Sudah lama mereka tidak bertemu sejak sebulan lalu. Wanita itu sendiri memutuskan untuk menyibukkan diri dengan melihatb pemandangan luar. Mata cokelat gelapnya yang terkadang terlihat jernih dan cerah akibat pantulan matahari membuat Raden diam-diam betah memperhatikannya. Setidaknya sampai Anna menyadari dan mengomeli tindakan pria tersebut. "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Apa ada yang salah denganku?"
Read more
54. Tak Bisa Dihindari
Tidak perlu ada kecemburuan kedua, Raden sudah tahu apa yang harus dia lakukan. Jangan sering bertemu dengan Cathleen lagi. Sebenarnya cara Anna menampilkan kecemburuannya masih tidak seburuk mantan pacarnya. Sebagai lelaki normal, Raden sudah berpacaran tiga kali--terhitung sedikit karena rata-rata hubungannya berjalan dalam waktu lama. Pertama kali dia berpacaran di akhir tahun SMA. Karena saat itu mereka baru remaja, tentu kecemburuan bisa berakibat parah. Raden masih ingat bagaimana ketika sang pacar melihat dia bersama gadis lain, entah untuk sekolah atau sekedar mengobrol ringan, mendadak sang pacar akan susah untuk ditemui dan diajak ngobrol. Sampai mereka menginjak dunia kuliah pun, Raden tidak bebas untuk bersosialisasi--padahal itu penting. Beruntung di awal semester lima, pacarnya mengubah status menjadi mantan secara resmi. Raden menerima begitu saja sebab tidak ada lagi perasaan cinta yang berkobar-kobar seperti saat SMA. Toh dia harus segera fok
Read more
55. Hari Sabtu
Setelah seminggu lebih dia memblokir nomor sang Ibu, ternyata Masya sendiri yang mendatangi wanita tersebut. Anna sempat terkejut melihat kehadiran wanita baya itu di sini. "Kenapa Ibu ke sini?" "Kamu kok terkejut, sih? Kan kamu sendiri yang memblokir nomor Ibu?" serang Masya dengan wajah sebal, semua akan berakhir sia-sia jika pertahanan Anna sekokoh ini. "Ibu mengkhawatirkanmu! Ini 'kan wajar. Apalagi Ibu baru tahu kalau Raden berselingkuh dengan aktris--" "Raden tidak selingkuh, Bu!" Saking gregetnya, Anna menggertak Masya sampai mereka sama-sama terdiam terkejut. "Kamu ... barusan saja menggertak aku? Aku ini Ibumu, lho?" Alih-alih menyuruh masuk, Masya sudah merasa dipermalukan di depan rumah seperti saat ini. "Kamu mau jadi anak yang tidak tahu diri? Anak durhaka?" "Sejak kapan aku menjadi anak kalian? Sejak kapan aku menjadi anak dari pasangan Malik Dwi Setiawan dan Masya Andinira? Bukankah aku hanya menumpang hidup di daftar KK kalian?" Suara
Read more
56. Di Aquarium
Setelah puas untuk berkeliling di dalam mal dan berbelanja, Anna membeli tiket masuk ke dalam akuarium. Ketika semua orang datang bersama keluarga kecil atau pasangannya, hanya Anna saja yang sendirian di sini. Sesaat dirinnya merasa iri, padahal jarang sekali dia berpikir seperti ini sebelumnya. Apakah efek karena saat ini dia mulai menerima Raden? "Cukup, cukup. Jangan pikirkan lelaki itu. Jangan berharap apapun darinya," gumamnya pada diri sendiri sambil menunggu si kasir menyelesaikan aktivitas dan memberikan tiket masuk kepadanya. Ketika tiket telah berada di tangan, kakinya melangkah masuk ke akuarium besar yang penuh dengan warna biru.  Tidak banyak bicara, Anna mulai menikmati semua hal yang tersedia di depan matanya.  Sedangkan di sisi lain, seperti kebanyakan pengunjung, Raden dan Cathleen datang bersama-sama dan memesan dua tiket premium. "Katanya kita bisa menikmati wahana 5D dan bebas keluar masuk selama empat jam dengan tiket ini." Rad
Read more
57. Butuh Waktu Sendiri
Karena dia tahu bahwa Raden kini mengejarnya, Anna terus mempercepat langkah larinya. Tetesan keringat keluar dari dahinya, nafasnya mulai terengah-engah. Sebenarnya Anna tidak terbiasa untuk berlari seperti ini, terlebih di tempat umum seperti mal, tapi kondisi tidak memperbolehkan dirinya untuk berhenti sekarang. Meski aneh justru orang yang diselingkuhi kabur dari si pengkhianat, saat ini Anna mati-matian berusaha tak tertangkap. "Sial ... hah ... kok ... cepet ... banget, sih...." Mulut Anna berusaha berbicara meski terus tersendat-sendat saat melihat Raden berlari dalam kecepatan kita. 'Kenapa kemampuan fisik pria tampan dan kaya selalu bagus?' batin Anna mengomel. Selayaknya drama, seperti yang sudah diduga, Raden berhasil meraih pergelangan tangan Anna ketika wanita tersebut sedan menuruni eskalator. Mulutnya hendak terbuka, tetapi otaknya sadar bahwa ini bukan tempat yang seharusnya 'tuk berbicara. Alhasil matanya bergerak memberi pering
Read more
58. Tidak Sesuai
"Minta mereka menghapus semua postingan dan berita-berita tersebut. Saya tidak masalah dengan harganya." Laila langsung dibuat sibuk dengan permintaan tersebut. Sejak pagi, kondisi kantor memang semakin ramai karena muncul banyak berita serta informasi dari akun gosip. Semua memberitakan hal yang sama, mengenai kedekatan Cathleen dan Raden akhir-akhir ini. Apalagi semua didukung oleh beberapa jepretan saat mereka ada di akuarium.Setelah tiga jam lebih berlalu, Laila datang untuk memberitahu bahwa dia sudah membuat semua pihak menghilangkan berita tersebut. Akan tetapi ada masalah lain yang mengikuti. "Berita-berita tersebut sudah terlanjur banyak dilihat oleh masyarakat. Jadi, kita tidak bisa apa-apa sekarang."Sangat merah, Raden menarik dan membuang nafas berkali-kali. Tangan kanannya mengetuk meja dengan cepat, sedangkan tangan kirinya sibuk untuk menyentuh dahi dengan harapan otaknya kembali mendapat solusi. "Cathleen! Hubungi dia! Kita harus menyuruh dia untuk me
Read more
59. Terlanjur Berbeda
"Apakah aku sudah keterlaluan?" tanya wanita tersebut dengan nada cemas. Cathleen tak bisa berhenti mondar-mandir di dalam apartemennya. "Sepertinya dia sudah memiliki pasangan--" "Hentikan omong kosong itu," sahut orang lain melalui ponsel. Untuk melunturkan kepanikan Cathleen, orang tersebut mulai bertanya balik, "Jika memang benar itu adalah pasangannya, kenapa seorang Raden Ezra Kusuma tidak memberitahu hubungan mereka? Seandainya wanita itu adalah orang yang penting baginya, pasti dia tidak akan menyembunyikan keberadaannya seperti menyembunyikan selingkuhan. Jangan khawatir, kamu tidak melakukan kesalahan apa pun." "Tapi ... aku tidak merasa ini benar." Memang betul jantung Cathleen sudah tidak sedebar tadi, tapi tetap ada yang ragu. "Kamu tidak melakukan kesalahan apa pun. Kalian 'kan belum melakukan apa pun. Jadi, jangan takut. Sebab kamu tidak memiliki salah atas kejadian ini." Berkat ucapan yang pintar memainkan kerja otak, Cathleen berhasil dibuat
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status