Semua Bab My Husband's Secret : Bab 1 - Bab 10
43 Bab
Bab 1. Koper suamiku
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU 21+Part 1Pembalut wanita di koper suamiku. Mataku membola, menatap seonggok benda kepunyaan wanita berada di dalam koper suamiku. Untuk apa ia membeli pembalut? Apa ia sengaja membelikannya untukku? Tapi, jika ini untukku. Kenapa jumlahnya hanya dua biji saja.Pintu kamar mandi terbuka lebar, bersama munculnya lelaki berambut basah. Ya, Mas Hakam--suamiku baru saja selesai melangsungkan ritual mandinya. Setengah jam yang lalu ia baru pulang dari luar kota. Cepat kututup kembali koper hitam legam ini. Oke, pura-pura tidak tahu saja. Akan aku selidiki semuanya diam-diam. Jika benar ia bermain serong di belakangku. Lihat saja akibatnya."Mas, bolehkah kopernya aku bereskan?" tanyaku manis. Seolah tidak tahu isi di dalamnya. Sejurus kemudian. Ia sudah berada di dekatku dan menyambar koper yang tengah kusentuh permukaannya. "Jangan, Wi! Kamu tidur saja. Biar aku sendiri yang membereskannya. La
Baca selengkapnya
Memasang GPS
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (2)GPS pelacak jejak. Aku berhenti di bengkel yang cukup terkenal di kota ini. Tentu saja sesuai rencanaku tadi. Ingin memasang GPS di mobil Mas Hakam. "Mas, tolong pasangi GPS di mobil ini." ujarku pada pegawai bengkel yang tengah sibuk berkutat dengan alat-alat pekakas khas bengkel. Tidak perlu kusebutkan satu-satu apa alatnya, nanti malah nggak selesai-selesai. "Iya, Mbak. Tapi harganya mahal, Mbak. Sekitar 1 juta 600 sekalian ongkos pasangnya." jawab Mas-Mas bergigi agak maju itu. "Tak masalah. Nih saya kasih uang 2 juta untuk biyaya pasang GPS itu." tanganku merogoh tas yang kubawa dari rumah. Tentu aku mengambil uang. Setelah kupastikan jumlahnya sama seperti yang kubilang tadi. Lanjut kuangsurkan lembaran uang tersebut kepada pegawai bengkel. Ia menggapai uang yang kuberikan. "Terimakasih, Mbak. Mbak tunggu di sana saja. Dengan cepat saya akan mengerjakannya." titahnya samb
Baca selengkapnya
Bab 3
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (3)GPS pelacak jejak. Saat Mas Hakam benar-benar sudah pergi. Cepat kuambil ponselku yang tergelak di dalam tas.Gegas kubuka aplikasi yang terhubung dengan mobil yang ia pakai. Jemariku bergulir menyentuh layar digital ini. Oke, mari kita lihat. Mas Hakam sudah sampai mana? Mataku memerhatikan gambar kecil yang bergerak lurus. Itu artinya, keberadaan Mas Hakam belum jauh dari sini. Sedikit santai, tak apa. Toh kemana pun ia pergi akan kuketahui. Beberapa menit menunggu. Mobil Mas Hakam melesak semakin jauh. Kini giliranku untuk membuntutinya. Kutinggalkan dulu barang belanjaan ini di atas nakas. Tanganku menyambar kontak mobil miliku yang biasa berada di dekat televisi. Langkah ini terus berlalu menuju tempat penyimpanam mobil di samping teras.Aku segera memasuki mobil dan melajukannya mengikuti ke mana arah lelaki itu pergi. Ponsel kuletakan di dasboard
Baca selengkapnya
Bab 4. Wanita Tua Itu Mantan Pembantuku
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (4)Wanita tua itu mantan pembantuku. Astaghfirullahalazim. Wanita tua itu mantan pembantuku dulu. Ternyata dia Ibu dari wanita selingkuhannya Mas Hakam. Benar-benar manis sekali permaninan mereka. Orang yang kuanggap baik ternyata menusukku dari belakang. Mantan pembantuku itu namanya Bu Karti. Dia sudah lama bekerja denganku. Sejak aku masih gadis. Tak kusangka ia berhenti bekerja dan malah terlibat dalam semua ini. Aku sudah sering monolongnya dengan materi. Malah ia balas dengan sembilu. Baik lah, akan kubuat kalian menyesal sampe ke ubun-ubun. Ingin sekali rasanya menghampiri mereka bertiga. Memberi tamparan keras pada wajah mereka satu persatu. Tahan! Plis tahan! Kukepalkan kedua tanganku. Gigi ini bergemelatuk erat. Apa aku labrak saja mereka sekarang. Ah, jangan! Urus dulu semua aset yang sudah atas nama Mas Hakam balik menjadi atas namamu termasuk mobil itu. Beli obat tidur, suruh lelaki brengs*k
Baca selengkapnya
Bab 5. Akan Kubuat Kau Menderita
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (5)Setelah kupastikan Mas Hakam benar-benar pergi. Cepat aku bangkit dari ranjang dan mengunci pintu dari dalam kamar. Ya cari aman saja, takutnya seperti di sinetron-sinetron ikan salto. Lupa mengunci pintu dan semua ketahuan. Aku tak ingin itu terjadi pada rencanaku saat ini. Aku melangkah menuju laci tempat penyimpanan semua berkas-berkas penting menyangkut harta keluargaku. Kubaca semua dengan seksama. Termasuk surat kendaraan milik Mas Hakam. Hanya ada BPKB saja di laci ini. Sedangkan STNK'nya tentu berada di mobilnya.Oke tak apa. BPKB ini lebih penting dari surat itu. Mungkin aku akan menyuruh preman untuk membegal mobil Mas Hakam. Tentu ia akan kalah, karena inti dari surat kendaraan mobilnya berada di tanganku. Beberapa berkas kantor dan surat rumah ini sudah aman di genggamanku. Cepat kuringkus semua dan menyembunyikannya di tempat yang aman. Besok 'kan hari senin.
Baca selengkapnya
Bab 6. Kublokir Semua ATM Mas Hakam
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (6)Kublokir semua kartu ATM Mas Hakam. ______Pagi ini Mas Hakam sudah terlihat rapi dengan pakaian khas kantor yang biasa ia kenakan."Wi, aku berangkat ke kantor dulu ya," Mas Hakam berpamitan padaku. Tak lupa ia mencium keningku. Seperti biasanya, ia selalu melakukan hal ini sebelum berangkat bekerja."Iya, Mas. Hati-hati." balasku dengan tersenyum manis. Tapi tidak dengan hatiku. Mas Hakam melambaikan tangannya. Setelahnya punggung lelaki itu sudah tak terlihat di balik pintu kamarku. Cepat aku berlari ke kamar mandi. Mencuci keningku yang barusan dicium Mas Hakam. Aku jijik dengannya. Bekas mulut pendusta itu menempel di kening ini. Argh! Jelas saja kemarin juga bekas wanita jal*ng bernama Intan itu. Berulang kali aku membasuhnya dengan sabun muka. Setelah kurasa bersih, ah mungkin belum. Tapi setidaknya bekas mulut kotor itu luntur bersama kucuran air dari kran wastafel
Baca selengkapnya
Bab 7 Mempermalukan Mereka
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (7) Sebelum baca subscribe dan follow dulu ya,______Sayup-sayup terdengar perbincangan mereka bertiga. Mas Hakam, Intan dan Bu Karti. Mereka sudah berada di meja kasir. Terlihat Albert yang tadi di gendong Mas Hakam. Sekarang berpindah di gendongan Intan. Ada tiga tas yang tergeletak di meja kasir. Masih kupantau dari sini. Detik-detik malunya orang-orang tidak tahu diri itu."Totalnya berapa, Mbak?" tanya Mas Hakam pada penjaga kasir. Wanita muda berseragam biru dongker pun menotal tiga tas dengan bentuk berbeda tersebut. "Semuanya, lima belas juta dua ratus ribu, Pak." jawab wanita berambut sebahu tersebut. Mas Hakam merogoh saku celana di bagian belakang. Ia mengambil dompet yang kuberikan dulu. Dasar lelaki banyak tingkah. Dompet saja pemberianku. Apa lagi isinya, tentu semua hartaku. Dia menikah denganku hanya bermodal cinta. Namun setelah dia hidup enak. Malah berti
Baca selengkapnya
Bab 8 Jadi Gembel
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (8)Brugh! Astaga ponselnya jatuh! Tubuhku berbenturan dengan seseorang. Hingga ponsel itu terjatuh. Dan segera kupungut. "Maaf, aku tidak sengaja." kataku sambil menyerahkan ponsel itu pada pemiliknya. "Iya, Nggak pa-pa." sahutnya lalu menyambut ponselnya kembali. Sekilas kuingat-ingat lelaki yang barusan bertabrakan denganku. "Kamu Rehan 'kan?" tanyaku dibalik masker. "Iya, anda kok tahu nama saya," wajah penuh tanya tergambar di sana. Kubuka masker yang sedari tadi menutupi area hidungku. "Aku Dewi," kataku berbinar. Rehan ini teman lamaku. Kami berpisah karena aku harus kuliah di Inggris. Dan terakhir bertemu entah beberapa tahun silam. "Ini beneran Dewi?" tambahnya tak percaya. "Iya, Han. Maaf aku tidak bisa lama-lama di sini. Ada urusan penting yang harus aku selesaikan." aku buru-buru meninggalkan Rehan
Baca selengkapnya
Bab 9 Berdebar
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (9)"Halo Mbak, jadi semua totalnya kurang empat ratus juta." pihak penjual rumah itu memberi tahuku. Setelah selesai mengecek semua yang kupinta. "Oke, saya akan lunasi semua. Tapi tolong surat rumah itu kirim ke alamat saya sekarang juga." cetusku. Lalu meminta nomor rekening pihak yang bersangkutan. "Baik, Mbak. Tapi akan ada ongkos tambahan untuk biaya pengiriman sertifikat rumahnya." "Tidak masalah, tenang saja. Nanti akan saya lebihi uang transfernya." jawabku tanpa basa-basi. Ya, aku paling tidak suka mengulur waktu. Apa lagi, jika Mas Hakam buru-buru sampai di sini. "Baik, Mbak. Akan segera saya proses setelah uang masuk."Segera kumatikan sambungan telfon ini sepihak. Jemariku buru-buru mengetik nominal angka yang akan aku transferkan pada pihak perusahaan itu. Sesuai kesepakatan tadi, aku mengirim uang empat ratus juta lebih menggunakan aplikasi M-banking di gawaiku. Tra
Baca selengkapnya
Bab 10 Mengusir Mereka
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (10)Brak! Brak! Brak! "Keluar kamu, Mas!" aku berteriak sambil menggedor pintu rumah Intan. Tak lama pintu pun terbuka lebar. Mas Hakam terperangah kaget. Dengan bola mata melebar sempurna. "De-Dewi, ka-kamu kok bi-bisa di sini." ucap Mas Hakam tergagap. Tangannya masih memegang handle pintu. Jelas sekali raut wajahnya terlihat ketakutan dan pucat pasi. Aku tertawa melihat lelaki di depanku ini gemetar. Tapi percayalah hatiku rasanya hancur sekali. Aku hanya pura-pura terlihat tegar di depannya. Beri aku kekuatan Tuhan. Kali ini saja. Untuk menghadapi dajal ini. "Kamu kaget aku di sini?! Hebat ya, tadi kamu bilang, pergi ke kantor 'kan?! Tapi buktinya kamu berada di sini, Mas!" kedua tanganku berdecak di dada. Dagu sengaja aku dongakkan agar terlihat elegant. "Ada apa ini, Mas? kok ribut-ribut ...." Intan muncul dari belakang Mas Hakam. Kalimat yan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status