All Chapters of My Husband's Secret : Chapter 11 - Chapter 20
43 Chapters
Bab 11 Celaka
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (11)"Dewi, Awas!" Rehan berlari dan memekik. "Aaaa!" Prang! Brugh! Tubuhku jatuh terhuyung bersama Rehan. Aku berada dalam dekapannya di lantai berwarna putih ini. Tak kusangka, Bu Karti tega melemparkan guci keramik ke arahku. Beruntung aku bisa diselamatkan oleh Rehan. Guci itu pecah dan berserakan menjadi serpihan kecil. Ya Allah, terimakasih kau sudah menyelamatkan aku.Sedetik kemudian. Bu Karti hendak kabur. Ka berlari terbirit-birit menuju pintu luar. Rehan bangkit dan segera mengejar Bu Karti. Sedangkan Mas Hakam. Ia mendekatiku dan merengkuh bahuku. "Kamu tidak apa-apa 'kan, Wi?" Mas Hakam bertanya. Wajahnya menjukkan rona khawatir. Tapi entah dengan hatinya. Mungkin ia lebih senang jika aku mati. Agar dengan mudah ia menguasai semua hartaku. Astaghfirullah, singkirkan pikiran seuzonmu, Dewi. "Lepas, Mas!"
Read more
Bab 12 Sial
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (12)Aku pergi meninggalkan depan ruang UGD tempat Bu Karti dirawat. Bagiku masalahku dengan Mas Hakam sudah selesai.  Secepatnya akan aku urus surat perceraian secara sepihak. Karena aku yakin, Mas Hakam keukeh menolak berpisah denganku. Enak sekali dia, setelah apa yang dia lakukan. Masih saja menyuruhku bertahan. Ini hati bukan layangan yang bisa ditarik ulur sesuka jidatnya sendiri. Lelaki macam Mas Hakam memang pantasnya dibuang ke laut. Agar habis dimakan para ikan hiu. Ah, itu hanya andai kata. Jika kejadian beneran pun tak apa. Aku ikhlas, tapi kasihan juga Albert. Duh, kenapa aku jadi mikirin anak itu sih! "Tunggu, Wi!" tarikan di pergelangan tangan membuat langkahku terhenti. Aku menoleh. Ternyata itu Mas Hakam."Kamu mau ke mana, Wi?" tanyanya. Wajahnya terlihat kusut. Ia mengejarku hingga ke lorong rumah sakit ini. Dia juga tak membawa Albert. Mungkin si Intan sudah sadar dari pingsannya.
Read more
Bab 13 Menyusahkan Saja!
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (13)Mas Hakam. Apakah dia mendengar semuanya? Terserah. Dia dengar pun aku juga tidak perduli. Karena memang aku sudah terang-terangan ingin cerai saja darinya. Rehan menjalankan mobil ini menuju rumahku. Aku butuh istirahat. Masalah kantor udah ada yang handle. Kepala terasa pening mendera. Banyak beban pikiran yang memenuhi rongga kepalaku. Semua gara-gara Mas Hakam. *Sesampainya di rumahku. Rehan langsung berpamitan untuk mengambil mobilnya yang ia tinggal di mall tadi pagi.Mataku membulat sempura menatap wanita yang tengah duduk di ruang tamu. Seketika langkah ini menjadi pelan saat hendak masuk ke dalam rumah. "Assalamualaikum." salamku pada wanita yang tengah duduk di sofa. Yang tak lain adalah ibunya Mas Hakam. Mertuaku. "Waalaikumsallam." sahutnya lalu bangkit dari tempat duduk. Aku mendekat dan meraih punggung tangan
Read more
Bab 14 Pergilah Ke Neraka!
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (14)tubuhku rasanya lelah sekali. Begitu pun dengan hatiku. Kurebahkan diri ini di ranjang. Sekilas ingatan tentang Mas Hakam melintasi kepala. Bukan aku mau mengurungkan niatku untuk bercerai. Tetapi, bayangnya mengurai begitu saja. Selama delapan tahun hidup dalam satu atap. Tentu banyak kenangan yang terpatri. Dan perlahan harus bisa dimusnahkan. Sudah terlalu sakit sekali hati ini atas pengkhianatan yang ia lakukan. Kutatap plafon putih di atas sana. Perutku sedikit terasa perih. Mungkin karena hampir seharian belum ada asupan makanan yang masuk. Aku sangat tidak berselera makan sama sekali. Kuraih ponselku yang berada di atas nakas. Aku akan menelfon Cici untuk mengantarkan makanan ke kamarku. Malas sekali aku turun ke lantai bawah. Apa lagi ada Ibu di sana. Mertua menyebalkan. Rasakan saja jika aku sudah pisah dengan anaknya. Dia tidak akan bisa hura-hura belanja dan liburan sana-
Read more
Bab 15 Selamatkanlah Aku
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (15)Astaghfirullahalazim. Ternyata Mas Hakam yang sudah tega membuatku kecelakaan beberapa tahun silam.Tak lama, video ini pun berhenti. Aku masih terperangah tak percaya atas apa yang kulihat barusan. Tega sekali Mas Hakam membuatku celaka, padahal saat itu aku sedang mengandung anaknya. Ck! Dasar tak punya hati. Manusia macam apa dia yang tega membuat darah dagingnya meninggal. Untung lah Tuhan masih menyelamatkan aku dari maut itu. Ayo Dewi, berfikir! Langkah apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Memenjarakan Mas Hakam? Tentu!Tapi aku harus menyelidik lebih dalam lagi. Siapa yang merekam kejadian ini. Apa mungkin Bu Karti? Jikalau iya, sudah jelas mereka berdua akan kupastikan membusuk di penjara. Lalu, Mas Hakam menikah dengan Intan itu murni mereka saling cinta? Atau ada sebuah benang merah dengan rekaman video ini? Arrgh! Semua teka-teki
Read more
Bab 16. Inaillahi
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (16)Srek! "Jangan bergerak atau anda saya tembak!" mataku reflek terbuka saat mendengar suara asing itu. Polisi. Syukurlah datang tepat waktu. Sebelum aku dihabisi dua iblis ini. Dengan sigap. Dua polisi berbadan kekar ini meringkus Ibu dan Mas Hakam. Cepat Rehan menarikku menjauh dari lokasi. "Lepaskan kami, Pak! Kami berdua tidak bersalah!" Ibu berteriak sambil berontak. Kedua tangan kirinya di borgol bersamaan dengan tangan kanan Mas Hakam. "Diam! Jelaskan semua di kantor polisi saja!" sanggah lelaki berseragam cokelat khas, lengkap dengan topi di kepalanya. Mas Hakam melotot ke arahku. Tangannya mengepal keras. Hingga menciptakan otot yang saling bertaut di sana. "Ikut kami ke kantor!" dua petugas kepolisian menarik Ibu dan Mas Hakam ke arah luar. Ibu terus menangis sambil sesekali memohon agar tak di bawa ke kantor polisi. Aku dan Rehan berjal
Read more
Bab 17. Hakam Mana?
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (17)"inalilahi wa'inaillahi roji'un." ucapku seketika. "ya udah, Mbak. Saya ke rumah sakit sekarang." tambahku kemudian mematikan sambungan telfon. Lantas memasukan kembali ponselku ke dalam tas. "Ada apa Wi? Siapa yang meninggal?" Rehan bertanya sambil mengangkat kedua alisnya. "Bu Karti, Han. Barusan pihak rumah sakit menelfonku." "Inalilahi wa'inaillahi roji'un. Ya udah, kita ke rumah sakit sekarang!" ajaknya seraya menengadah ke arah mobil. Aku mengangguk dan mengikuti Han. Han meraih jaket berwarna navy di kursi belakang dan memberikan jaket itu padaku. "Jaket?! untuk apa kau memberiku ini?" alisku saling bertaut menanyakan benda ini. "Pake Wi jaketnya, lihatlah, lengan bajumu robek 'kan? Jadi pakai jaket ini." "Oh, iya Han. Terimakasih." segera kupakai jaket yang baru saja diberikan Rehan. Rehan segera melajukan mobil ini ke tempat pemakaman
Read more
Bab 18. Resmi
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (18)"Kita masuk dulu aja yuk, Ma," ajakku mengajak Mama masuk ke dalam rumah. "Rehan, kamu pulang aja ya," tambahku sambil mengibaskan telapak tangan. Rehan patuh saja lalu masuk ke dalam mobilnya. Aku dan Mama tengah duduk di ruang tamu."Dewi, sebenarnya ada apa sih? Kayak ada yang kamu sembunyikan dari Mama?" netra wanita di depanku ini menelisik penuh tanya.Kuatur nafas sebentar. Oke Dewi, jelaskan semuanya. Aku paling tidak bisa untuk berpura-pura atau berbohong. Kupegang kedua bahu Mama dan menatapnya penuh keyakinan. "Ma, aku dan Mas Hakam akan bercerai." kataku tanpa ragu. "Apa?" Mama sontak membulatkan matanya. "cerai?! Kalian ada masalah apa?! Cerita sama Mama!" wanita paruh baya ini terus menatapku tanpa berpaling. "Ma, Mas Hakam itu bajingan, Ma. Dia yang udah bikin Dewi kecelakaan lima tahun silam. Dan dia juga yang udah buat Papa meninggal." jelasku tegas. M
Read more
Bab 19 Bertemu
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU 19"Kamu nggak kerja Han?" tanyaku pada lelaki yang tengah mengemban senyuman di depanku. "Kerja sih, tapi ...." jawabnya menggantung. "Tapi apa?""Ya, nggak pa-pa, pengen ke sini aja,""Han, kamu pergi ke kantor kamu aja deh, aku nggak enak kamu lama-lama berduaan sama aku dalam satu ruangan. Ntar para staf di sini pada ghibahin kita lagi," cecarku seraya meletakan siku di atas meja. "Iya, Wi. Aku balik." tukas Rehan dengan bibir cemberut. "Kamu nggak marah 'kan? Udah sana balik. Atau mau aku panggil satpam?" kelakarku. Rehan menatapku nanar. "Iya, iya, aku balik. Dada ... Dewi, semangat kerjanya," ucapnya seraya bangkit dari duduk dan melenggang pergi dari ruanganku. Punggung lelaki itu sudah menghilang di balik pintu.Aku kembali fokus pada berkas-berkas ini. Tiba-tiba saja terlintas nama lelaki yang sudah berada di penjara itu. Membuat t
Read more
Bab 20. Notifikasi
RAHASIA DI KOPER SUAMIKU (20)Itu 'kan Rehan. Ngapain dia di sini? Aku terus memerhatikan gerak-geriknya. Tak ada yang mencurigakan. Dia terlihat hanya sedang berteleponan dengan seseorang. Akhirnya aku menghampiri lelaki itu. Rehan yang menyadari keberadaanku segera mematikan sambungan teleponnya. Dan memasukan benda digital itu ke saku. Padahal jarakku dengannya masih agak jauh. Sekitar sepuluh meter lebih. "Dewi, kamu di sini?" Rehan memasang wajah yang agak canggung. Menurutku. Ah, mungkin itu hanya pikiranku saja. "Kamu sendiri kok ada di sini? Bukannya tadi pagi bilang ke kantor ya?" aku bertanya balik. Sekarang posisiku berada tepat di depannya. "Em, iya, aku ada urusan sama clieent aku, kebetulan dia ngajak ketemuan di kafe ini." "Oh, ketemuan sama siapa? Sama Arya kah?" tebakku. "Bukan, emang ada apa sama Arya?" "Nggaka ada apa-apa. Aku kira kamu mau k
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status